Noldy Lamalo yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II DPRD Sulut, alhasil dianggap lemah dari aspek kualitas. Buktinya, Komisi II telah merekomendasikan Lamalo untuk masuk dalam Pansus BUMD namun, upaya itu dijegal penguasah Fraksi RNK Felly Runtuwene. Komposisi atau struktur Pansus yang telah dibacakan secara resmi dalam rapat paripurna DPRD, Noldy Lamalo tidak terakomodir sebagai utusan F-RNK.
Wakil Ketua Komisi II bidang Perekonomian itupun harus menuai kekecewaan, mengingat Ranperda BUMD selalu didengung-dengungkan merupakan prakarsa dari komisi II. F-RNK sendiri lebih memilih untuk mengutus Denny Sumolang (PKPI) dan Felly Runtuwene (Partai Nasdem) untuk masuk dalam Pansus Ranperda BUMD yang terkenal sebagai pansus elit karena dijubeli pimpinan-pimpinan fraksi yang ada di DPRD Sulut. Luapan kekecewaanpun disampaikannya kepada sejumlah wartawan. Pasalnya, kata dia, keputusan menempatkan anggota fraksi di Pansus tidak dirapatkan terlebih dahulu.
“Memang pengusulan anggota Pansus dari Fraksi, Tetapi pimpinan Fraksi seharusnya memperhatikan pengusulan dari Komisi saya yakni komisi dua, apalagi saya sebagai pimpinan. Saya juga masuk ke Komisi Dua perwakilan Fraksi Restorasi Nurasni untuk Keadilan,” sesal Lamalo, seraya menambahkan jika penempatan anggota Pansus ada jatah-jatahan, sebab yang seharusnya masuk pansus BUMD bukan Ketua Fraksi Felly Runtuwene dan Denny Sumolang, melainkan jatahnya Bart Senduk.
statement dengan rasa kecewaan yang dituturkan Lamalo itu sejak April lalu, namun ternyata, setelah direviw kembali soal itu Lamolo justru membentak. Menurutnya, semua itu adalah faktor kesengajaannya untuk tidak terlibat dalam struktur pansus.”Ah tidak, saya justru sengaja tidak melibatkan diri karena satu tahun terakhir ini selalu saya yang tampil membacakan draf,”kata Lamalo, Senin, (29/08).
(Aldi)