
berbeda ke lokasi pembacaan proklamasi.
Saat itu Frans Mendur hanya memiliki
tiga buah plat film (dulu belum ada rol film). Dia menjepret peristiwa
bersejarah itu tiga kali. Saat Soekarno membacakan teks proklamasi bersama
Hatta. Ketika Latief dan Suhud mengerek bendera merah putih dan satu lagi
sama-sama foto pengibaran bendera, namun dengan latar belakang kumpulan
masyarakat yang berjejal menyaksikan proklamasi. https://www.detikawanua.com/2016/08/foto-proklamasi-45-karya-anak-kawanua.html
tiga buah plat film (dulu belum ada rol film). Dia menjepret peristiwa
bersejarah itu tiga kali. Saat Soekarno membacakan teks proklamasi bersama
Hatta. Ketika Latief dan Suhud mengerek bendera merah putih dan satu lagi
sama-sama foto pengibaran bendera, namun dengan latar belakang kumpulan
masyarakat yang berjejal menyaksikan proklamasi. https://www.detikawanua.com/2016/08/foto-proklamasi-45-karya-anak-kawanua.html
Alex dan
Frans Mendur
Frans Mendur
Keduanya baru menyadari, hanya merekalah juru foto di tempat itu. Saat itu
memang proklamasi berlangsung dengan spontan. Tanpa ada persiapan-persiapan
khusus. Apalagi panitia, master of ceremony (MC) atau seksi acara. Tak ada
jurnalis, kameramen atau wartawan untuk meliput peristiwa maha penting
tersebut.
Nasib Alex
Mendur nahas, kameranya dirampas tentara Jepang. Pelat-pelat negatif karya Alex
pun langsung dihancurkan. Tapi Frans lebih cerdik. Dia mengubur pelat-pelat
negatif miliknya di halaman Kantor Asia Raya. Ketika tentara Jepang
menggeledahnya, Frans berbohong. Dia mengaku negatif filmnya telah dirampas
Barisan Pelopor pendukung Soekarno.
(bag2) bersambung. *iBR.
Sumber
Litbang detikawanua.com
Mendur nahas, kameranya dirampas tentara Jepang. Pelat-pelat negatif karya Alex
pun langsung dihancurkan. Tapi Frans lebih cerdik. Dia mengubur pelat-pelat
negatif miliknya di halaman Kantor Asia Raya. Ketika tentara Jepang
menggeledahnya, Frans berbohong. Dia mengaku negatif filmnya telah dirampas
Barisan Pelopor pendukung Soekarno.
Setelah suasana aman, Frans mengambil negatif foto itu. Bukan perkara mudah
untuk mencetak foto-foto tersebut. Jika ketahuan, sudah pasti tentara Jepang
akan menghukum mati kedua saudara itu.
(bag2) bersambung. *iBR.
Sumber
Litbang detikawanua.com