Menhan RI, Ryamizard Ryacudu. (Ist)
Jakarta, detikawanua.com – Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu menegaskan pemerintah tengah melakukan proses negosiasi dengan pihak Filipina terkait penyanderaan 10 orang warga negara Indonesia (WNI) oleh kelompok Abu Sayyaf, hingga sehari terakhir ini masa waktu negosiasi, walaupun disisi lain uang tebusan sudah disiapkan sebesar Rp15 Miliar tapi bukan uang negara.
”Pokoknya yang jelas bukan uang negara. Sekarang kami sedang berada pada tahap diplomasi dan negosiasi. Mudah-mudahan ini yang terbaik ya,” kata Ryamizard yang dikutip Merdeka.com di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Kamis (07/04).
Dijelaskannya, pemerintah mempertimbangkan menempuh jalur militer untuk membebaskan 10 WNI tersebut. Sejauh ini, proses diplomasi merupakan langkah bijak yang dilakukan Indonesia.
”Karena kalau dengan kegiatan militer kan, ada dampaknya yang mati nanti. Kalau yang mati terorisnya enggak ada masalah. Nah, kalau yang mati rakyat kita kan, disayangkan. Kita tunggu saja,” terangnya.
Ditambahkannya, pemerintah juga sudah menyiapkan duit tebusan sesuai dengan permintaan kelompok Abu Sayyaf mengingat batas waktu penyerahan uang tebusan itu jatuh pada Jumat (8/4) besok.
”Ya kan, masih besok (tenggat waktu uang tebusan). Nanti malam entah mungkin diundur lagi (tenggat waktunya) akan kami dengarkan. Tapi masih tahap negosiasi. Negosiasi itu kan, bisa mundur-mundur ya. Jadi saya harapkan negosiasi itu bagus,”tandasnya. (mrdk/dtkw)
Rep/Editor: Isjo