Manado, detiKawanua.com – Akhirnya Pembunuhan Sadis yang menelan Korban yang teridentifikasi bernama Tansye Liany (51) dan Hengky Rustam ini ditemukan didalam Toko Borobudur, yang terjadi di Kelurahan Kampung Islam, Kecamatan Tuminting yang terjadi, pada Selasa (01/09) lalu, terungkap.
Tim Manguni, Polda Sulut menangkap EG alias emon, terduga di rumanya di Kombos Permai, Kelurahan Kombos Timur, Kecamatan Singkil, Rabu (02/09) kemarin, sekitar pukul 20:15 wita. Emon di lumpuhkan dengan 2 butir timah panas yang bersarang di kedua kakinya karna sempat melarikan diri ketika di tangkap.
EG alias Emon ternyata salah satu pekerja di toko tersebut dan sudah 3 tahun bekerja dengan korban. Sebelum Emon bekerja di toko tersebut dia pernah menjabat sebagai Lurah (Opo Lao) di Kampung Peta, Kecamatan Abukan Utara, Kabupaten Sangihe beberapa tahun yang lalu.
Dalam pengakuannya di Polresta Manado, EG mengaku mendapat tawaran dari Herry alias Ko Hong (Suami Korban Tansye Liany) untuk menghabisi para korban dengan bayaran uang. Tawaran tersebut terjadi sekitar dua bulan yang lalu saat sedang bekerja.
“Ko Hong bilang habisi kedua korban nantinakan di berikan uang,” aku emon di Polreta Manado, Kamis (03/09) pagi tadi.
Tawaran suaminya itu selalu di ungkapkan setiap kali bertemu saat sedang bekerja, namun Emon tidak menhiraukan karna memikirkan resiko dari perbuatan tersebut. “Saya bilang ke Ko, jangan tapi Ia selalu menawarkan setiap kali bertemu,” ujarnya.
Senin siang sebelum Emon menghabisi kedua korban, dia sempat berkomunikasi dengan suami korban melalui telpon toko karna nomor Ko Hong tidak dalam keadaan aktif. “Saat berkomunikasi itu Ko Hong menawarkan lagi untuk menghabisi istri beserta adiknya. Ko Hong bilang nanti ator jo no bagimana mo habisi nanti malam,” beber emon.
Ke esokan harinya warga Kelurahan kampung Islam heboh dengan penemuan mayat kaka beradik, bersimbah darah di dalam toko Borobudur dengan kondisi yang mengenaskan, sekitar pukul 12:30 wita.
Selain itu emon memberikan keterangan bahwa dia mengaku kesal karena selalu di marahi dan di rendahkan korban. Emon menceritakan malam itu sekitar pukul 20:30 wita Rmon datang ke toko menemui majikannya dan memberitahukan akan memindahkan minuman coca cola yang di suruh majikannya.
“Ci (Tansye Liany-red) lalu marah- marah lalu mengatakan kalian (saya) itu hidup enak sudah tinggal di rumah nda bayar air listrik, dan lainya,” ujarnya.
Lanjut katanya, dirinya langsung kalap, lalu Emon ke belakang untuk menenangkan dirinya, namun kemarahannya semakin memuncak setelah melihat pipa besi yang terletak di samping kamar mandi, tersangkapun mengambilnya dan kembali ke depan toko.
“Saya lihat Ci masih marah-marah lalu saya mendekat dari samping dan memukulkan pipa besi itu di Kepala bagian blakang sampai Ci jatuh,” ujarnya.
Saat itu, kepanikannya bertambah setelah mendengar langkah kaki yang berasal dari lantai dua, Ia bergegas dan mengambil pisau dapur yang terletak di meja kasir, ketika melihat Ko Hengky dan mengejarnya sampai ke pintu samping. “Saya pukul kepalanya pakai pipa besi lalu saat ia terjatu saya tusuk perutnya dengan pisau dapur,” akunya.
Setelah melakukan menghabisi kedua Korban, Emon naik ke lantai dua untuk melihat barang berharga, tapi tak di dapatnya, Iapun kembali ke depan toko dan melihat Ci Tansye yang akrab disapa Ci Nini, masih bergerak tanganya, Ia kembali memukulkan pipa besi itu ke kepalanya sebanyak dua kali sampai tidak bergerak sama sekali.
“Setelah itu saya mengambil uang di laci meja kasih lalu mencuci pisau dan pipa besi dan menyimpannya, setelah itu saya keluar toko lewat pintu belakang,” ungkapnya pria beranak dua. (*bk/Syahrul Mokodompis)