Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia, Jefferson Petonengan. Ist
Manado, detiKawanua.com – Ditepisnya dugaan main mata antara pihak birokrasi melalui Wakil Rektor (Warek) III IAIN Manado Dr. Evra Williyah, M.Ag, dengan preman pada insiden pemukulan Wakil Presiden Dewan Mahasiswa (Dema) Sumarlin Bachtiar terus tuai sorotan dari berbagai pihak.
Sebelumnya, Evra menuturkan jika, insiden tersebut di duga merupakan rekayasa dari pihak Mahasiswa, khususnya, Dema untuk melawan dirinya. Diketahui, tuntutan aksi yang batal akibat insiden tersebut, salah satunya adalah penurunan jabatan Evra sebagai Warek III bagian Kemahasiswaan dan Kerjasama.
“Tidak mungkin saya hanya membiarkan begitu saja kalau ada preman yang memukuli mahasiswa bahkan sampai masuk ke area kampus. Atau jangan-jangan Sumarlin melakukan hal ini karena dia dan teman-temannya kehabisan cara untuk mehadapi saya, karena tujuan mereka hanya satu yaitu menolak SK Dirjen tentang kelembagaan,” ujaranya, kamis (20/8) .
Tuduhan tersebut, langsung di tanggapi oleh Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Manado Jefferson Petonengan. Dinilainya, Warek III terlalu cepat mengambil kesimpulan tanpa memandang hasil penyelidikan dari pihak kepolisian.
“Jika benar insiden pemukulan tersebut ada hubungannya dengan pihak birokrasi maka kami KNPI akan support Dema IAIN Manado pada insiden tersebut,” ungkapnya, dihari yang sama.
Dirinya juga mengatakan, sebaiknya kita menunggu hasil dari pihak kepolisian jika itu benar murni pemukulan atau ada rekayasa dari pihak manapun.
Jefferson juga menambahkan, keputusan Birokrasi yang menunjuk langsung pengurus organisasi internal kampus (IAIN-red) pasca perombakan karena SK Dirjen tentang kelembagaan, dinilai tidak dilaksanakan secara terbuka. (Arman Soleman)