Ilustrasi.
Manado, detiKawanua.com – Perubahan status Sekolah Tinggi Agama Islam Negara (STAIN) Manado menjadi Institute Agama Islam Negara (IAIN) Manado menimbulkan konflik internal kampus.
Keandaan itu, diperparah juga dengan campur tangan premanisme yang disinyilar, dilakukan oleh pihak kampus kepada Mahasiswa yang hendak melakukan aksi.
Dijelaskan oleh Mustahidin Malula, saat Wakil Presiden Dewan Mahasiswa (Dema) Sumarlin Bahtiar hendak melakukan aksi protes dengan kawan-kawan atas kebijakan birokrasi kampus yang dinilai bertepuk sebelah tangan. Sontak mendapatkan perlawanan dari sejumlah preman yang masuk dalam wilayah kampus. Hingga aksi protes pun tak dapat dilakukan.
“Tuntutan yang salah satunya adalah mengembalikan konstitusional Mahasiswa dengan menolak penunjukan langsung serta tuntut Wakil Rektor (Warek) III untuk turun jadi jabatannya,” ujarnya, rabu (19/08).
Mustahidin menambahkan, preman yang menghadang aksi diketahui memiliki tempat tinggal di sekitar wilayah kampus. Alhasil, Mustahidin kembali mempertanyakan kenapa preman tersebut bisa mengetahui dan masuk dalam kampus hingga membubarkan simpatisan yang hendak melakukan aksi di dalam kampus.
“Di curigai ini adalah permainan yang dilakukan oleh orang orang yang mencoba untuk menghalangi Aksi mahasiswa pada siang tadi (selasa 18/08-red), karena 2 oknum tersebut berani masuk sampai ke dalam kampus dan mencoba menghalangi Aksi Mahasiswa,” tambahnya.
Mustahidin juga menambahkan, Peristiwa ini telah dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Dengan harapan, agar secepatnya oknum tersebut bisa tertangkap dan bisa diketahui siapa otak dibalik semua ini.
“Untuk itu sekedar informasi kepada seluruh kawan-kawan mahasiswa yang masih 1 prinsip dan masih terjaga idealismenya untuk tetap hati-hati dan waspada akan serangan susulan,” tungkasnya. (Arman Soleman)
