Ilustrasi
Kotamobagu,
detiKawanua.com
– Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu, sepanjang tahun 2015, cukup disibukkan
dengan penanganan kasus Demam Berdarah (DBD). Hal itu, tercermin dari angka
jumlah kasus yang ditangani sebanyak kurang lebih 101 kasus.
detiKawanua.com
– Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu, sepanjang tahun 2015, cukup disibukkan
dengan penanganan kasus Demam Berdarah (DBD). Hal itu, tercermin dari angka
jumlah kasus yang ditangani sebanyak kurang lebih 101 kasus.
Namun demikian,
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotamobagu Dr Nurjannah Masloman, melalui
Kepala Bidang Promosi Kesehatan (Promkes), Dahlan Mokodompit, mengatakan, angka
tersebut menurun disbanding angka tahun sebelumnya. “Memang jika disbanding tahun
lalu, angkanya menurun. Akan tetapi angka itu masih tergolong luar biasa,” ujar
Mokodompit.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotamobagu Dr Nurjannah Masloman, melalui
Kepala Bidang Promosi Kesehatan (Promkes), Dahlan Mokodompit, mengatakan, angka
tersebut menurun disbanding angka tahun sebelumnya. “Memang jika disbanding tahun
lalu, angkanya menurun. Akan tetapi angka itu masih tergolong luar biasa,” ujar
Mokodompit.
Dikatakan, meski
mengalami penurunan, namun pihaknya masih harus terus melakukan berbagai upaya
untuk menekan angka kasus yang masih tergolong luar biasa itu. “Angkanya masih
tergolong cukup tinggi, sehingga kami masih perlu menekan angka tersebut,”
imbuhnya.
mengalami penurunan, namun pihaknya masih harus terus melakukan berbagai upaya
untuk menekan angka kasus yang masih tergolong luar biasa itu. “Angkanya masih
tergolong cukup tinggi, sehingga kami masih perlu menekan angka tersebut,”
imbuhnya.
Dirinya pun
berharap, upaya yang dilakukan pihaknya, bisa mendapat support dari pemerintah
kecamatan hingga ke desa/kelurahan, terutama dalam mensosialisasikan upaya
pencegahan, langsung kepada masyarakat. “Meski kami terus melakukan berbagai
upaya, namun dukungan dari aparat kecamatan dan desa/kelurahan juga penting
agar informasi baik bahaya DBD maupun upaya pencegahannya bisa sampai langsung
ke masyarakat,” harapnya.
berharap, upaya yang dilakukan pihaknya, bisa mendapat support dari pemerintah
kecamatan hingga ke desa/kelurahan, terutama dalam mensosialisasikan upaya
pencegahan, langsung kepada masyarakat. “Meski kami terus melakukan berbagai
upaya, namun dukungan dari aparat kecamatan dan desa/kelurahan juga penting
agar informasi baik bahaya DBD maupun upaya pencegahannya bisa sampai langsung
ke masyarakat,” harapnya.
Menurutnya
upaya-upaya pencegahan seperti fogging dan sejumlah upaya lainnya, tidak akan
ada artinya tanpa kesadaran dari masyarakat. “Kesadaran dari masyarakat itu
yang terpenting, sebab fogging saja tidak cukup jika masyarakat tidak
menerapkan 3M + di rumah masing-masing, yakni dengan menguras, menutup dan
menimbun. Lagipula upaya 3M tidak akan banyak menguras waktu dan tenaga,”
pungkasnya. (Ilman Ariyan)
upaya-upaya pencegahan seperti fogging dan sejumlah upaya lainnya, tidak akan
ada artinya tanpa kesadaran dari masyarakat. “Kesadaran dari masyarakat itu
yang terpenting, sebab fogging saja tidak cukup jika masyarakat tidak
menerapkan 3M + di rumah masing-masing, yakni dengan menguras, menutup dan
menimbun. Lagipula upaya 3M tidak akan banyak menguras waktu dan tenaga,”
pungkasnya. (Ilman Ariyan)