Dialog Publik tengah berlangsung.
Manado, detiKawanua.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI-MPO)
Cabang Manado Komisariat Sosial sukses menggelar Dialog Publik dalam rangka
peringati Hari Pahlawan. Dengan menghadirkan empat pembicara yakni, Syarifudin Saafa ST
(Anggota DPRD Manado), DR Drs Michael Mamentu SSos MSi (Dosen sekaligus
pembina Badan Tadzkir Fisipol Unsrat), Drs Alex John Ulaen DEA (Sejarawan), dan
Rifaldi Rahalus (Ketua Umum HMI Cabang Manado); tema yang diangkat kali ini adalah ‘Membumikan
Semangat Kebangsaan Sam Ratulangi: Jejak dan Pemikirannya Dalam Konteks
Sulut’.
Cabang Manado Komisariat Sosial sukses menggelar Dialog Publik dalam rangka
peringati Hari Pahlawan. Dengan menghadirkan empat pembicara yakni, Syarifudin Saafa ST
(Anggota DPRD Manado), DR Drs Michael Mamentu SSos MSi (Dosen sekaligus
pembina Badan Tadzkir Fisipol Unsrat), Drs Alex John Ulaen DEA (Sejarawan), dan
Rifaldi Rahalus (Ketua Umum HMI Cabang Manado); tema yang diangkat kali ini adalah ‘Membumikan
Semangat Kebangsaan Sam Ratulangi: Jejak dan Pemikirannya Dalam Konteks
Sulut’.
Kegiatan dialog yang berlokasi di lantai 2 Aula Fisip Unsrat
ini, dihadiri seluruh elemen mahasiswa dan pemuda, mulai dari kelompok Cipayung
sampai dengan organisasi intra kampus.
Ketua Komisariat Sosial Resky Daeng menegaskan,
pihaknya merasa prihatin terhadap kondisi civitas akademik di berbagai kampus
di Sulawesi Utara, terutama Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, kampus
yang menyandang nama Ratulangi namun hanaya menjadi simbol, karena tidak ada sama sekali perkenalan kampus saat penerimaan mahasiswa baru ataupun mata kuliah di semua fakultas, terkait siapa sebenarnya sosok Sam Ratulangi.
Foto bersama anatara Panitia Pelaksana dan Narasumber dialog
“Kegiatan ini seharusnya sudah terlaksana 10 November
lalu di momen hari Pahlawan, namun terkendala sehingga baru dilaksanakan hari
ini (Sabtu 19 November, red). Terpenting di sini adalah topik yang kami angkat
melalui dialog, karena berkaitan dengan Pahlawan asal Sulut yang sampai
hari ini seakan terlupakan, terutama mahasiswa Unsrat,” tegas Resky, yang juga
mahasiswi Fisipol Unsrat itu.
lalu di momen hari Pahlawan, namun terkendala sehingga baru dilaksanakan hari
ini (Sabtu 19 November, red). Terpenting di sini adalah topik yang kami angkat
melalui dialog, karena berkaitan dengan Pahlawan asal Sulut yang sampai
hari ini seakan terlupakan, terutama mahasiswa Unsrat,” tegas Resky, yang juga
mahasiswi Fisipol Unsrat itu.
Oleh karena itu, lanjutnya, melalui kesempatan dialog
tersebut perlu kiranya kita merenungkan kembali betapa besar perjuangan dan
semanagat yang ditorehkan oleh Sam Ratulangi, yang oleh banyak kalangan
menyebutnya sebagai sosok yang turut memperjuangkan pendidikan dan kepentingan
masyarakat lainnya.
tersebut perlu kiranya kita merenungkan kembali betapa besar perjuangan dan
semanagat yang ditorehkan oleh Sam Ratulangi, yang oleh banyak kalangan
menyebutnya sebagai sosok yang turut memperjuangkan pendidikan dan kepentingan
masyarakat lainnya.
“Melalui dialog ini, kami berharap kita semua bisa
menjadi estafet atas perjuangan Sam Ratulangi,” pintanya.
menjadi estafet atas perjuangan Sam Ratulangi,” pintanya.
(*/dtkw)