Boltim, detiKawanua.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) melalui Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) saat ini melakukan pendataan penduduk untuk usia sekolah, mulai dari PAUD hingga usia SMA/SMK.
Seperti yang dikatakan Kepala Diknas Boltim, Yusri Damopolii, bahwa pihaknya melakukan pendataan penduduk dari usia PAUD hingga SMA SMK, serta data siswa putus sekolah. “Hari ini, kita mulai lakukan validasi data penduduk menurut tingkatan usia sampai ijazah, penghasilan orang tua, studi di perguruan tinggi, dan siswa berkebutuhan khusus, misalnya cacat fisik dan mental,” terangnya kepada awak media.
Gunanya pendataan dimaksud, untuk penetapan APK, APM, APS. Di samping itu, kita perlu ada sekolah khusus penyandang cacat semisal SLB di Boltim, namun kita lihat volume siswa yang membutuhkan, atau nantinya kita jadikan SKB guna pembelajaran tertentu bagi siswa penyandang cacat. “Dan ini perencanaan atau program Dinas pendidikan di lima tahun ke depan. Selain itu, gunanya pendataan, yakni kita akan ketahui seberapa jumlah warga putis sekolah, yang memiliki ijazah. Sebab, kita sudah programkan upaya paket A, B, C. Hal ini, kita lihat kebutuhan anggaran Pemkab untuk melihat sejauh mana angka putus sekolah, agar mereka memiliki ijazah sesuai tingkat pendidikan,” papar Yusri saat disambangi di ruang kerjanya, Senin (09/01).
Data tersebut, katanya, untuk mengetahui perkembangan penduduk di usia sekolah. Maka, kita bisa prediksi berapa persiapan fasilitas sekolah di Boltim. “Ini data validasi, jadi kita tahu berapa jumlah penduduk Boltim usia 1 hingga 18 tahun yang masih sekolah, tidak sekolah, bahkan putus sekolah, juga yang tidak memiliki ijazah. Waktunya, seminggu untuk pendataan oleh setiap guru-guru sekolah/desa se-Boltim, yang akan didampingi pihak Diknas Boltim,” ujarnya.
Yusri menambahkan, pekan kemarin Diknas Boltim sudah lakukan rapat kerja awal tahun, mengenai evaluasi program tahun lalu serta rencana kerja di tahun ini (2017), termasuk pendataan penduduk, program fisik dan nonfsik di sekolah yang mendapat alokasi untuk rehab dan penambahan ruangan. “Juga, evaluasi kehadiran ASN dan tenaga honor disetiap sekolah, pencanangan Moto pendidikan, yaitu ‘Ceria Edukatif Responsif Damai Asri Santun (CERDAS)’, ini akan diterapkan di setiap sekolah dan wajib hukumnya diimplementasikan oleh guru. Harus memahami, memaknai, dan melaksanakan moto ini. Sebab notabenenya akan meningkatkan mutu pendidikan di Boltim. Jadi, moto CERDAS wajib diterapkan,” tegas Yusri siang tadi.
(Fidh)












