Rektor Unima Tondano, Julyeta Paula Runtuwene. /Ist
Tondano, detiKawanua.com – Kabar mengejutkan kembali menyeruak dari Universitas Negeri Manado (Unima). Isu berhembus kencang di kalangan civitas kampus, bahwasannya Julyeta Paula Runtuwene akan diberhentikan dari jabatannya sebagai Rektor Unima oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. Hal ini berkaitan dengan dugaan ijasah ‘palsu’ S3 oleh Runtuwene.
Berdasarkan komunikasi wartawan dengan Stenly Ering, bahwa pencopotan Runtuwene tinggal menunggu waktu. Proses verifikasi ijazah Runtuwene sebelumnya telah bergulir di Ombudsman RI dan Kemenristekdikti. Dengan bukti-bukti di genggamannya, menurut Ering, disinyalir kuat ijazah Runtuwene adalah palsu.
“Ini memang sudah sangat lengkap sekali. Memang palsu ijazahnya (Runtuwene) bos. Buktinya sudah sangat lengkap. Kalau tidak ada halangan, bersangkutan segera akan diberhentikan. Karena fakta sudah jelas,” yakin Ering.
Dirinya begitu yakin bahwa Runtuwene akan segera diberhentikan. Karena Ering telah beberapa kali bertatap muka dengan pejabat-pejabat di kemenristekdikti, bahkan dengan Menristekdikti Mohamad Nasir. Hasilnya, menurut Ering, positif ijazah bersangkutan adalah palsu.
Bukti-bukti yang menyatakan ijazah Runtuwene adalah bodong, kata Ering, akan segera dirinya ekspose di media massa. “Saya sudah bawa ke Media Indonesia dan Kompas. Karena timing ini sudah tepat. Memang sudah mau diberhentikan dia. Tinggal menunggu waktu saja. Bukti-buktinya segera saya akan sebarkan,” tekan Ering.
Sementara itu, Julyeta Runtuwene ketika dikontak melalui telepon selulernya bernomor 081243*****, rupanya nomor ini sudah tidak diaktifkan lagi. Sedangkan Kepala Humas Unima Jonly Tendean ketika coba ditemui di kantor pusat Unima, bersangkutan tidak berada di tempat. Dihubungi melalui ponselnya, ia hanya bungkam.
Diketahui, pada 2016 lalu, atas laporan Ering jugalah, sehingga kasus skandal akademik kelas jauh di Papua terbongkar. Mengakibatkan rektor terpilih Harold Lumapow saat itu batal dilantik karena terlibat skandal tersebut. Sementara Philoteus Tuerah dan Adensi Timomor dicabut gelar profesornya. (*/Sandy)