Minahasa, detiKawanua.com – Penambahan kasus baru dan kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) terjadi di kabupaten Minahasa, kasus ini meningkat ditengah dihadapkanya pandemi Covid-19. Langkah antisipatif pun diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dalam upaya menekan angka tingginya kasus (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa dr Maya Rambitan Mkes mengungkapkan, tingginya peningkatan kasus ini biasanya dikarenakan kurangnya aktivitas 3M plus.
“Selang Januari hingga Juni ini ada 140 kasus DBD, bahkan 3 diantaranya meninggal dunia,” ujar Rambitan Selasa, (04/08) di kawangkoan.
Adapun wilayah yang paling rentan kerap munculnya DBD ungkap Rambitan yakni, kecamatan tondano, tombariri dan, Kombi.
“Dari beberapa Kasus tersebut,yang meninggal 1 di Desa tulap, 1 di roong, dan 1 di mokupa,” ungkapnya.
Untuk itu lanjut Rambitan, pihaknya terus melakukan fokus pencegahan dengan fogging massal di 3 titik wilayah ini dan juga fogging di wilayah umum lainnya di Minahasa.
“Kalau biasanya dilakukan fogging Fokus, namun saat ini kami melakukan upaya penyelidikan epidemologi baik tim dinas maupun puskesmas berupa penyuluhan, kemudian di fogging secara massal,” Jelasnya.
Yang terpenting tambah Rambitan, langkah ini adalah pencegahan penambahan DBD yang bisa berkembang jadi kondisi berat dan gawat yang disebut dengan dengue shock syndrome.
“Gejalanya berupa muntah, nyeri perut, perubahan suhu tubuh dari demam jadi dingin atau hipotermia, dan melambatnya denyut jantung, oleh sebab itu fogging dilakukan secara intens,” pungkasnya.
Diketahui 3M plus jadi salah satu cara membasmi keberadaan nyamuk dan sarang nyamuk, yakni dengan menguras penampungan air, menutup wadah penampungan air, dan mengubur atau mendaur ulang barang bekas agar tidak jadi sarang nyamuk. (Baim)