Tahuna, detiKawanua.com – Menuju kemandirian pangan, berbagai upaya yang dipersiapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sangihe melalui Dinas Pertanian (Distan), termasuk menyalurkan bibit pangan lokal dan hortikultura disetiap kecamatan.
Kepala Distan Sangihe Golfried Pella menjelaskan, penyaluran bibit pangan lokal dan hortikultura sudah sementara dilakukan. Dan pembudidayaan tanaman pangan lokal dan hortikultura ini dibagikan disetiap kecamatan berdasarkan kondisi wilayah.
“Ubi Jalar kami bagikan di wilayah Kecamatan Tabut, Mangsel, Kendahe dan Manganitu. Untuk Talas di Kecamatan Tabteng, Tamako, Tabsel, dan Tabselteng. Sedangkan Ubi Kayu di Kecamatan Tahuna Barat, Kendahe, Tahuna, Marore serta Manganitu,” bebernya.
“Sementara untuk benih Hortikultura berupa bawang, cabe dan tomat tasalur beberapa bulan yang lalu. Untuk cabe di Kecamatan Tahuna Barat, Tabsel Tabteng dan Tabut. Tomat di Kecamatan kendahe, Tahuna, Tabteng, Tabut. Sedangkan Bawang Merah di Kecamatan Mangsel, Tabut, Tabteng dan Tahuna Barat,” sambungnya.
Disentil terkait tahun yang ditargetkan untuk kemandirian pangan, Pella menjelaskan saat ini baru dimulai tatanan pengendalian harga. Kemudian tujuan utama Distan sendiri untuk meingkatkan produksi dan pendapatan masyarakat petani, apalagi dalam suasana pandemi covid-19 sekarang ini. Kemudian pasokan pangan dan hortikulturan dari luar daerah juga akan dikurangi.
“Saat ini kita bisa melihat meski keadaan kapal yang jarang masuk, tetapi produk pangan dan hortikultura tetap terjaga, misalnya rica dan tomat yang saat ini harganya tidak sampai melonjak tinggi. Untuk itu pasokan dari luar daerah harus dikurangi karena ketika datang dari luar daerah harga itu di atas karena permainan pedagang,” jelas Kadistan.
Apalagi kalau dari luar daerah juga tambah dia, tidak bisa diketahui tentang keamanan pangannya. Apakah memakai pupuk yang berlebihan dan sebagainya. Kalau di Sangihe sendiri kan bisa dikontrol untuk keamanan pangan misalnya, khusus tahun ini dinas memfasilitasi selain pemberian benih juga pupuk kandang dan sudah berusaha mengurangi penggunaan bahan kimia. Dia mengakui, pihaknya sering mengimbau masyarakat petani agar pemakaian pupuk kimia tidak lebih dari 30 persen.
“Dan memang untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia ini sulit dikontrol. Karena juga unsur hara yang terkandung dalam pupuk kandang kurang dibadingkan dengan pupuk kimia. Makanya hanya ditambah sedikit jangan 100 persen. Memang idealnya jika inginu produksi tanaman yang bagus, maka pemakaian pupuk kimia 100 persen, tetapi kita harus menghindari ini, apalagi rica dan tomat bisa dikonsumsi langsung,” pungkasnya.
Terpisah Bupati Kepulauan Sangihe Jabes Gaghana ME saat dikonfirmasi meninjau balai benih talas di Kampung Miulu Kecamatan Tabteng, menjelaskan mengapa sampai ada pembagian wilayah untuk pembudidayaan tanaman lokal ini agar pertumbuhannya lebih cepat dan lebih terjamin serta berkembang.
“Ini merupakan langkah-langkah yang ditempuh dinas pertanian bersama jajaran untuk mempersiapkan Kabupaten Kepulauan Sangihe betul-betul menuju kemandirian suplai pangan lokal. Jadi kita tidak hanya fokus di sagu, tetapi juga mengembangkan ubi jalar, ubi kayu dan talas,” kunci Gaghana. (Js)








