Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Sering Ngemil Tengah Malam Dapat Mengganggu Memori Otak Anda

×

Sering Ngemil Tengah Malam Dapat Mengganggu Memori Otak Anda

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi. /Ist

detiKawanua.com – Para peneliti menyatakan, kebiasaan ngemil saat larut malamb ternyata dapat membahayakan kesehatan. Tidak hanya akan meningkatkan lingkar pinggang, tetapi juga berisiko merusak fungsi otak.

Dikutip dari Indian Express, Minggu (03/01), bahwa mengonsumsi makanan di saat jam tidur setiap harinya sangat berbahaya. Terlebih bagi fungsi otak untuk belajar dan menyimpan memori.

“Kami telah menemukan bukti pertama bahwa mengonsumsi makanan di waktu yang salah dapat memiliki efek yang jauh untuk belajar dan memori,” kata Dawn Loh dari University of California, Los Angeles.

Penelitian yang melibatkan tikus ini bertujuan untuk mendalami objek baru tersebut. Selama penelitian, tikus dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama akan diberi makan pada malam hari dan sebagian lainnya pada siang hari, saat tikus biasanya tidur.

Setelah makan, tikus tersebut kemudian dipisahkan ke dalam kandang khusus dan diberikan kejutan. Keesokan harinya, para tikus dikembalikan ke kandang mereka untuk mendapatkan kejutan.

Ternyata tikus yang makan ketika mereka seharusnya tidur akan mengalami gangguan dalam mengingat. Mereka juga memiliki lebih banyak kesulitan untuk mengenali objek baru dan menunjukkan perubahan dalam hippocampus mereka, daerah otak yang terlibat dalam belajar dan memori.

“Pengingat dalam otak kita dirancang untuk selalu tetap dan teratur pada jadwal tertentu,” kata Christopher Colwell, profesor psikiatri dan ilmu biobehavioral yang juga dari University of California, Los Angeles.

Sayangnya, penelitian ini masih belum sepenuhnya dapat dilakukan pada manusia. Sehingga, pengaruh makan di jam istirahat tubuh masih harus dibuktikan lebih lanjut. Namun, hasil ini tetap penting sebagai peringatan bagi mereka yang sering begadang atau bekerja shift malam.

Maka, Colwell menyarankan untuk menyesuaikan dengan pola tidur mereka yang konsisten pada satu jadwal. Sayangnya, masih banyak pekerja yang bekerja di malam hari selama seminggu, kemudian minggu depan kembali ke jadwal bekerja di siang hari.

“Hal ini yang menjadi penyebab hancurnya siklus tubuh,” tutup Colwell. (*/vkg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *