Ilustrasi Serangan Jantung. /Ist
detiKawanua.com – Ahli Penyakit Jantung dari Pusat Kardiovaskular Nasional Rumah Sakit Harapan Kita, Dr Rarsari Soerarso menjelaskan, serangan jantung masih menjadi momok semua orang, karena berakibat fatal, bahkan sampai kematian.
Menurutnya, faktor risiko serangan jantung dibagi 2, yaitu faktor risiko yang bisa diubah dan tidak. Untuk faktor risiko yang bisa diubah adalah gaya hidup. Misalnya, mulai dari pola makan sampai kurangnya aktivitas fisik.
“Makanan serba instan, stres, pasien yang kurang gerak, dan asupan tidak sehat lebih berisiko terkena penyakit jantung atau serangan jantung,” ujarnya di kantor Yayasan Jantung Indonesia, Gondangdia, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Karena, pola hidup tersebut memicu seseorang terkena penyakit kolesterol dan darah tinggi atau hipertensi. Tapi, faktor risiko tersebut masih bisa diubah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
“Sedangkan, untuk faktor risiko yang tidak bisa diubah adalah genetik dan usia,” tutupnya.
(*/vkg)