Kepala Disperindagkop-PM Kotamobagu, Herman Arai, saat berkunjung ke Pasar 23 Maret, Senin (15/02), petang tadi.
Kotamobagu,
detiKawanua.com
– Meski telah diresmikan langsung oleh Walikota Kotamobagu, Ir Hj Tatong Bara,
pada 10 Desember 2015 tahun lalu, namun hingga kini, belum semua kios di Pasar
23 Maret, Kelurahan Gogagoman, diisi penuh oleh para pedagang.
detiKawanua.com
– Meski telah diresmikan langsung oleh Walikota Kotamobagu, Ir Hj Tatong Bara,
pada 10 Desember 2015 tahun lalu, namun hingga kini, belum semua kios di Pasar
23 Maret, Kelurahan Gogagoman, diisi penuh oleh para pedagang.
Olehnya,
Pemerintah Kota Kotamobagu, melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi
dan Penanaman Modal (Disperindagkop-PM), melakukan sejumlah upaya guna mengajak
para pedagang untuk segera menempati Pasar yang pembangunannya telah menelan
biaya kurang lebih Rp 10 Miliar tersebut.
Pemerintah Kota Kotamobagu, melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi
dan Penanaman Modal (Disperindagkop-PM), melakukan sejumlah upaya guna mengajak
para pedagang untuk segera menempati Pasar yang pembangunannya telah menelan
biaya kurang lebih Rp 10 Miliar tersebut.
Dikatakan Kepala
Disperindagkop-PM, Herman Arai, Senin (15/02), petang tadi, di hadapan para
pedagang, pihaknya telah melayangkan surat agar para pedagang segera menempati
kios-kiosnya, dan diharapkan surat tersebut dapat diindahkan oleh para
pedagang.
Disperindagkop-PM, Herman Arai, Senin (15/02), petang tadi, di hadapan para
pedagang, pihaknya telah melayangkan surat agar para pedagang segera menempati
kios-kiosnya, dan diharapkan surat tersebut dapat diindahkan oleh para
pedagang.
“Kami sudah satu
kali menyurat. Nanti perkembangannya akan kita lihat setiap minggu, jika belum
juga ditempati, maka akan kami surati lagi,” kata Arai di sela-sela
kunjungannya.
kali menyurat. Nanti perkembangannya akan kita lihat setiap minggu, jika belum
juga ditempati, maka akan kami surati lagi,” kata Arai di sela-sela
kunjungannya.
Arai bahkan
memperingatkan para pedagang untuk mengindahkan himbauan pihaknya, jika tidak
ingin dicoret paksa dari daftar pedagang yang akan menempati kios.
memperingatkan para pedagang untuk mengindahkan himbauan pihaknya, jika tidak
ingin dicoret paksa dari daftar pedagang yang akan menempati kios.
“Setelah kami
layangkan surat ketiga, kami hanya akan menunggu hingga waktu genap sebulan
sejak surat pertama. Jika masih ada juga yang enggan menempati kiosnya, maka
dengan sangat terpaksa akan kami coret namanya untuk kemudian diganti dengan
pedagang lain yang ingin membuka kios di Pasar 23 Maret,” tegasnya.
layangkan surat ketiga, kami hanya akan menunggu hingga waktu genap sebulan
sejak surat pertama. Jika masih ada juga yang enggan menempati kiosnya, maka
dengan sangat terpaksa akan kami coret namanya untuk kemudian diganti dengan
pedagang lain yang ingin membuka kios di Pasar 23 Maret,” tegasnya.
Sementara sejumlah
pedagang yang sudah membuka kiosnya, mengaku kesulitan mendapatkan uang hasil
dagangan, dikarenakan kondisi pasar yang dirasa masih sepi pembeli. Di hadapan
Arai dan sejumlah wartawan, mereka pun mengeluhkan ketiadaan Inde-inde
(pedagang eceran yang biasa menempati emperan jalan, red), yang menurut mereka
bisa mempengaruhi kondisi pasar.
pedagang yang sudah membuka kiosnya, mengaku kesulitan mendapatkan uang hasil
dagangan, dikarenakan kondisi pasar yang dirasa masih sepi pembeli. Di hadapan
Arai dan sejumlah wartawan, mereka pun mengeluhkan ketiadaan Inde-inde
(pedagang eceran yang biasa menempati emperan jalan, red), yang menurut mereka
bisa mempengaruhi kondisi pasar.
“Kami
hanya minta agar Inde-inde juga dibiarkan masuk kesini agar pasar ini bisa
menjadi ramai kembali,” tutur para pedagang, kompak. (Ilman Ariyan)