Gubernur Sulut, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus didampingi Wagub Victor bersama Sekprov Steve Kepel. Senin (24/3/2025)
Sulut, detiKawanua.com – Upaya Penataan Museum Negeri Provinsi Sulaweai Utara (Sulut) pun menjadi salah satu fokus Pemerintah Provinsi (Pemprov) dibawa nahkoda Gubernur Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus bersama Wakil Gubernur (Wagub) Victor Mailangkay.
Dikatakan Gubernur Yulius, dalam waktu dekat bakal melakukan koordinasi langsung dengan Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon untuk membantu penataan Museum tersebut.
“Tentunya kita akan komunikasikan dengan pusat, dalam hal ini kementerian kebudayaan membantu kami juga dalam penataan museum yang saat ini sangat memprihatinkan,” tegasnya saat diwawancarai awak Media, Senin (24/3/2025) di Kantor Gubernur Sulut.
Ia menambahkan, berdasarkan informasi yang masuk, penataan Museum Negeri Provinsi Sulut sebelumnya tidak sesuai. Dirinya pun akan menertibkan kembali penataannya.
“Informasinya memang bahwa waktu lalu apa yang didukung tidak dilaporkan, sehingga dari anggota dewan tadi menanyakan, itu yang akan kita tertibkan kembali,” tambahnya.
Museum Negeri Provinsi Sulut didirikan pada tahun 1974 oleh Kementerian Kebudayaan RI, beralamat di Jl WR Supratman, Kecamatan Wenang, Kota Manado.
Dilansir dari ANTARA, Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon mengaku telah bersurat kepada Gubernur Yulius untuk memberikan perhatian penataan Museum Negeri Provinsi Sulut.
“Jadi, tadi saya bertemu dengan gubernurnya. Jadi akan dihandle langsung oleh gubernur yang baru saja dilantik oleh Pak Yulius,” tegasnya.
Diketahui, Museum Negeri Provinsi Sulut memiliki sejumlah koleksi seperti spesimen ikan coelacanth yang cocok bagi edukasi. Lalu peninggalan pahlawan Kiai Modjo, koleksi yang berkaitan dengan pengikut Tuanku Imam Bonjol hingga koleksi mimbar milik Johann Gotlieb Schwarz.
Sebelumnya, Sejarawan Allan Akbar mengusulkan agar pemerintah dapat melakukan tindakan tegas untuk memastikan keberlanjutan Museum Negeri Provinsi Sulut.
“Pemerintah perlu bertindak tegas dengan pendekatan holistik, menggabungkan kebijakan, pendanaan dan partisipasi publik untuk memastikan museum tetap lestari dan bermanfaat bagi generasi mendatang,” ujar Allan.
Ia menilai, museum tersebut merupakan aset tak ternilai yang menjadi cerminan perjalanan sejarah dan kebudayaan Indonesia, sehingga sudah sepatutnya warisan leluhur itu dirawat dan dipertahankan.