Example floating
Example floating
BOLMONG RAYAHEADLINENASIONALPENDIDIKANPOLITIK/PEMERINTAHANSULAWESI UTARA

GP Ansor Temukan Ada Sekolah Diduga Menanamkan Benih Radikalisme

×

GP Ansor Temukan Ada Sekolah Diduga Menanamkan Benih Radikalisme

Sebarkan artikel ini

Sulut, detiKawanua.com – Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sulawesi Utara, Yusra Alhabsyi menyampaikan dugaan gerakan radikalisme mulai masuk dalam dunia Pendidikan di Bumi Nyiur Melambai.

Pasalnya, pada tahun lalu sebelum masa pandemi Covid-19, Ia mendapat laporan dari sahabat Ansor dan Banser, ada sekolah di daerah ini yang tidak melaksanakan upacara bendera.

“Jangan sampai mereka tidak menggunakan labang negara atau foto presiden juga,” kata Yusra

Yusra mengingatkan, masyarakat harus waspada jangan sampai ini menjadi benih-benih gerakan radikalisme di Indonesia termasuk di Sulawesi Utara.

“Jadi jangan sampai kita lengah, jangan sampai kita menganggap Sulawesi Utara tidak ada. Memang kelihatan tidak ada, tapi benih-benihnya ada,” ujar mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini, Senin (05/05) di Graha Bumi Beringin Manado.

Lanjut Yusra, Ansor dan Banser selalu melakukan edukasi untuk mengetahui apa yang menjadi persoalan dan kendala sehingga Nasionalisme tidak nampak pada sekolah tersebut.

“Kita harus berantas bersama dengan langkah-langkah edukatif, persuasif, jangan dulu dengan pendekatan lainnya. Ansor sudah lakukan langkah itu,” katanya.

Ia juga sudah menyampaikan permasalahan tersebut pada dinas tekait, bahkan kementerian agama.

“Mereka yang lebih berwenang, tinggal sejauhmana progresnya saya belum mendapat informasi, karena sekolah juga lagi libur, jadi fakta-fakta yang kita ungkapkan pasti belum terlalu akurat karena masih libur,” jelasnya.

Saat ditanya sejumlah awak media sekolah mana yang menjadi temuan, Legislator vokal ini enggan menjawab karena menurutnya belum dijadikan konsumsi publik. Karena masih sidak internal, takut jangan sampai salah di tafsirkan bahkan muncul protes.

“Rasanya ini informasi baru sebatas konsumsi antara pihak Ansor, Kesra dan Kemeterian Agama agar tidak jadi bola liar. Karena kalau diungkap dengan fakta-fakta yang belum terlalu kuat, nanti bisa menjadi boomerang dan opini liar di tengah masyarakat. Tapi yang pasti itu ada,” tandas Yusra, yang juga merupakan Personil Komisi IV DPRD Sulut.


Enda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *