Tahuna, detiKawanua.com – Dalam menyambut kelahiran Yesus kristus pada tanggal 25 desember 2020 nanti, begitu banyak perayaan ataupun kegiatan-kegiatan untuk menyambut hari raya yang sudah dilaksanakan di tiap KWP dilingkungan Jemaat Pniel Tabukan Lama.
Seperti di KWP 5 Jemaat Pniel Tabukan Lama (16/12/20) sudah melakukan ibadah perayaan Natal, demikian pula KWP yang ada di Gmist Pniel Tabukan Lama. Ibadah perayaan Natal KWP 5 dipimpin oleh Ketua Jemaat Pniel Tabukan Lama Ibu Pdt. V.E.S. Sasela Sikome STH Injil Matius menjadi sentral perenungan bersama dalam perayaan tersebut.
“Menyambut Natal Yesus Kristus bukan hanya persiapan dalam menyambut tamu, tapi juga dari hati untuk saling mengasihi antara saudara dan tetangga, dan menjaga kesehatan ditengah pandemi Covid19,” kata Sasela.
“Menyambut Natal Yesus Kristus bukan hanya persiapan dalam menyambut tamu, tapi juga dari hati untuk saling mengasihi antara sesama manusia, dan menjaga keamaan hari raya nanti,” ungkapnya.
Ia mengatakan, di munggu advent ini kita harus mempersiapkan hati yang penuh dengan sukacita dalam menyambut Natal, Selasa (15/12/20) nanti.
Ditambahkannya, ditengah keberadaan pandemi Covid19 ini, saya mengajak agar warga jemaat kwp 5 untuk mengikuti anjuran pemerintah dengan mengunakan masker cuci tangan dan menjaga jarak satu sama lain. Dalam perenungan kali ini Yusuf dan Maria juga merasakan jaga jarak ketika Yufus mengetahui bawah tunangannya telah mengandung seorang bayi, Yusuf menjaga jarak dengan tunangannya dengan berencana untuk menceraikannya, namun pikiran Yusuf tidak sama dengan pikiran Allah Yusuf diingatkan oleh Allah melalui mimpi.
“Di munggu advent ini kita harus mempersiapkan hati yang penuh dengan sukacita dalam merayakan hari Natal nanti,” ujarnya.
Sementara itu sambutan BPMJ Gmist Pniel Tabukan Lama yang disampaikan oleh Pnt. Yolanda Takarangkiang S.pd dikatakannya, dampak dari Covid19 yang sementara kita alami anak-anak kita belajar di rumah dan mereka kehilangan kesempatan untuk bergaul dengan teman-teman sebayanya.
Ia menyebutkan, Agama dan etnis radikalisme agama dan perpecahan antara kelompok masyarakat kita selalu mengingatkan bahwa sebagai manusia sesungguhnya kita secara fisik maupun psikis, dalam keputusasaan akibat beratnya beban kehidupan yang harus kita jalani serta ketidakadilan dalam relasi dengan orang lain maupun dengan lingkungannya.
“Tubuh kita bisa sakit akibat infeksi virus Covid19 kita bisa meninggal seketika hanya karena sebuah keganasan virus ini kami juga menegaskan bahwa kita semua sama sebagai manusia sekalipun kita berbeda suku kita berbeda agama kita berbeda bahkan kita mengingatkan bahwa kita semua bisa diserangnya karenanya kita saling membutuhkan satu dengan yang lain kita tetap berdiri ditengah badai bahwa tangan Tuhan menolong kita,” kata Yolanda.
“Kita masih diberi kesempatan untuk menikmati hidup sebagai orang Kristen kita bisa menderita sama seperti yang dialami orang lain kita bisa menjalaninya dengan damai di dalam keyakinan bahwa Allah akan memampukan kita menjalani pergumulan hidup. Perubahan justru hadirnya Covid19 ditengah Covid19 ini mari kita saling tolong menolong sesama sambil melakukan sosialisasi terkait pandemi Corona ini,” kunci Yolanda menambah. (Js)