Tahuna, detiKawanua.com – Proses belajar mengajar yang diterapkan dimasing-masing sekolah secara online mulai dikeluhkan kalangan orang tua siswa di Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara.
Selain mengaku waktu tersita karena orang tua harus turut menjadi ‘guru’ atau mengajari tugas mata pelajaran ketika anak belum mengerti, belajar secara online juga tidak maksimal, sebab gangguan signal turut mempengaruhi kelancaran belajar termasuk anak tak terlalu fokus jika tidak secara langsung berhadapan dengan guru.
“Apalagi untuk mata pelajaran matematika, belajar online tidak maksimal, dan kami orang tua tak semua paham ketika anak bertanya pelajaran yang belum anak mengerti,” keluh Alfrince S salah satu orang tua siswa SD.
“Kalau boleh ada belajar langsung di sekolah biar cuma satu atau dua jam, tentunya harus sesuai protap covid, agar serapan pelajaran anak dapat dievaluasi guru,” pinta Aisya M salah satu orang tua siswa SMP.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sangihe Djoli Mandak, dikonfirmasi wartawan tak menepis adanya keluhan orang tua siswa terkait belajar secara online.
“Benar itu, bahkan banyak orang tua siswa yang datang mengeluh ke saya. Para orang tua juga mengaku kewalahan membantu pelajaran anak mereka terutama matematika dan bahasa inggris untuk anak SMP,” ungkap Mandak.
Menanggapi keluhan orang tua siswa, Kadis mengaku pihaknya telah mengambil kebijakkan dengan membolehkan setiap sekolah melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah, hanya saja untuk pelaksanaannya diserahkan kemasing-masing sekolah dengan tidak mengabaikan protap covid19.
“Belajar online berlaku secara nasional, tapi untuk Sangihe kami sudah ambil kebijakan boleh belajar di sekolah tapi harus ketat protap covid19. Jadi tinggal masing-masing sekolah yang menyikapinya, karena kami sudah serahkkan kesetiap sekolah,” jelasnya. (Js)