Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Ini Filosofi “Dabu-dabu Kerukunan” Kelurahan Maasing di Food Festival Manado Fiesta 2019

×

Ini Filosofi “Dabu-dabu Kerukunan” Kelurahan Maasing di Food Festival Manado Fiesta 2019

Sebarkan artikel ini

Lurah Maasing menjelaskan makna “Dabu-dabu Kerukunan” kepada Ketua TP-PKK Manado. 


Manado, detiKawanua.com – Kelurahan Maasing, Kecamatan Tuminting ikut ambil bagian dalam Food Festival Manado Fiesta 2019.
Dari pantauan detiKawanua.com, selain menampilkan menu Ikan Bakar yang identik dengan biota laut, salah menu yang disajikan diberi nama ‘Dabu-dabu Kerukunan’. 
Menurut Lurah Maasing Hery Anwar, penamaaan tersebut memiliki makna filosofi yang identik dengan Kota Manado.
“Bahan yang digunakan dalam membuat Dabu-dabu Kerukunan’ terdiri dari tomat, rica, bawang, minyak. Semua bahan itu dipadukan, sampai menjadi enak rasanya, dan memiliki rasa yang paripurna,” ujar Lurah Maasing, Selasa (30/07) malam.

“Dabu-dabu Kerukunan menandakan bahwa Kota Manado ini terdiri dari berbagai macam etnis dan agama yang berpadu rasa dalam satu bingkai kerukunan, dan karena itu kita warga Kota Manado hingg hari ini kita hidup aman dan damai,” terang Hery Anwar di Taman Berkat Manado. 

Ditanya soal target juara, Lurah Hery menuturkan, setiap manusia pasti menginginkan sesuatu yang maksimal. Tetapi dalam Food Festival hari ini, bukan juara yang kita targetkan.
“Sebagai bagian dari masyarakat Manado, kami memiliki keinginan yang cukup besar mendukung program Walikota Manado GS Vicky Lumentut untuk mensukseskan Manado Fiesta 2019. Untuk itu Kelurahan Maasing ikut dalam Food Festival Manado Fiesta 2019,” pungkas alumni Unsrat Manado ini. 
Untuk diketahui, menu utama yang harus disajikan setiap peserta yaitu ikan bakar, dimana ikan tersebut harus memiliki berat 180 gram dan panjang maksimal 60 cm.
(Indra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *