Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Unsrat Gelar Pelatihan Pembuatan Kompos dari Limbah Sabut Kelapa

×

Unsrat Gelar Pelatihan Pembuatan Kompos dari Limbah Sabut Kelapa

Sebarkan artikel ini

Manado, detiKawanua.com – Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado melalui Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) menggelar pelatihan Pembuatan Kompos dari Sabut Kelapa, Sabtu (4/8/2018).

Kegiatan yang dilaksanakan di Kelurahan Batuputih Bawah, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung ini, diikuti 9 orang Petani Kelapa yang bekerja di perkebunan kelapa, baik milik sendiri maupun milik orang lain. 

Menurut salah satu personel PKM Unsrat, Parluhutan Siahaan, tujuan kegiatan ini ialah meningkatkan pengetahuan dan perubahan sikap dalam pengelolaan limbah sabut kelapa sebagai bahan dasar pembuatan kompos dengan teknologi fermenter, terciptanya usaha rumah tangga dalam produksi kompos dari bahan dasar sampah organik, serta peningkatan kesadaran pelestarian lingkungan hidup bagi masyarakat di Kota Bitung.

“Limbah sabut kelapa sampai saat ini belum ada pemanfaatan bagi petani perkebunan kelapa selain hanya untuk pengasapan ikan. Oleh karena itu diperlukan pelatihan tentang teknologi pembuatan kompos dengan memperkenalkan teknologi fermenter sehingga dapat mempersingkat waktu pembuatannya,” ujar Siahaan.

Lanjutnya, sampah maupun limbah, baik di perkotaan maupun pertanian, dapat menimbulkan berbagai permasalahan. Antara lain di bidang kesehatan dapat menyebarkan berbagai bibit penyakit, bidang lingkungan dapat menyebabkan polusi bau, air, serta pemandangan yang tidak baik.

“Bagi Kota Bitung yang akan mempertahankan piala Adipura, kualitas lingkungan hidup, termasuk pengelolaan sampah menjadi fokus perhatian dalam penilaian kelayakan Adipura,” tambahnya.

Sedangkan target kegiatan ialah terjadinya peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap dalam pengelolaan limbah sabut kelapa sebagai bahan dasar pembuatan kompos dengan teknologi fermenter bagi masyarakat di Kota Bitung. 
“Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini ialah: 1) melaksanakan ceramah dan praktik dalam pembuatan kompos dengan bahan dasar sabut kelapa; 2) melaksanakan monitoring dan evaluasi keberhasilan program. Sementara evaluasi keberhasilan kegiatan, dilakukan dengan pengamatan perubahan sikap dan keterampilan dalam membuat kompos dengan bahan dasar limbah sabut kelapa dengan menggunakan skala Likert,” papar Franky RD Rengkung.

“Hasil kegiatan menunjukkan bahwa para peserta telah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola limbah sabut kelapa untuk dijadikan kompos, baik melalui teknologi fermentasi maupun secara konvensional, serta perubahan sikap di dalam keikutsertaan mempertahankan kualitas lingkungan hidup,” tandasnya. ***
(Indra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *