Konfrensi pers Selamatkan Pulau Bangka di Centro Manado Town Square 3./Ist
Manado, detiKawanua.com – Musisi Kaka Slank ternyata memiliki kepedulian yang besar terhadap usaha rehabilitasi dan restorasi alam bawah laut, terutama terumbu karang.
“Kalau terumbu karang rusak, manusia gak bisa nafas,” ujar Kaka, saat konferensi pers ‘We Care, Peduli Terumbu Karang: Restorasi Terumbu Karang Pulau Bangka, Sulawesi Utara’ di store Centro Manado Town Square (Mantos) 3 Manado, Kamis (19/10) siang, yang digagas Yayasan Terumbu Rupa (YTR), PT Tozy Sentosa (Centro-Parkson Department Store), dan Yayasan Suara Pulau.
“Makanya saya ingin terlibat dalam aktivitas ini, entah jadi apa saja. Senang rasanya bila melihat ikan-ikan ‘bahagia’. Apalagi ikan-ikan tersebut nantinya akan diberikan ‘rumah gratis’ pengganti terumbu karang yang tengah rusak,” jelas Kaka.
Dirinya menambahkan, sudah menjadi kewajiban bersama menjaga dan melestarikan
ekosistem. Kampanye menyelamatkan terumbu karang dan menghentikan
eksploitasi pulau Bangka, adalah bagian menjaga pelestarian alam.
ekosistem. Kampanye menyelamatkan terumbu karang dan menghentikan
eksploitasi pulau Bangka, adalah bagian menjaga pelestarian alam.
“Ayo
selamatkan pulau Bangka, jaga dan lestarikan lingkungan terutama
terumbu karang. Sudah saatnya, gaung pelestarian alam kita tanamkan
terhadap generasi saat ini dakan akan datang. Kerusakan alam memiliki
dampak besar bagi keberlangsungan hidup. Contoh kecil, seperi membuang
sampah sembarangan, ini harus dikampanyekan bersama-sama dan saling
mengingatkan,” pungkasnya.
selamatkan pulau Bangka, jaga dan lestarikan lingkungan terutama
terumbu karang. Sudah saatnya, gaung pelestarian alam kita tanamkan
terhadap generasi saat ini dakan akan datang. Kerusakan alam memiliki
dampak besar bagi keberlangsungan hidup. Contoh kecil, seperi membuang
sampah sembarangan, ini harus dikampanyekan bersama-sama dan saling
mengingatkan,” pungkasnya.
Restorasi terumbu karang yang merupakan bagian dari gerakan Selamatkan Pulau Bangka, adalah wujud solidaritas perlawanan masyarakat lokal, pecinta lingkungan lokal hingga nasional terkait kontroversi izin eksploitasi biji besi dan tambang di Pulau Bangka, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), yang dimulai
pada 2008 hingga diraihnya ‘kemenangan’ pada 23 Maret 2017, saat Mahkamah
Agung (MA) mengeluarkan keputusan pencabutan izin tambang dari
Kementerian ESDM.
pada 2008 hingga diraihnya ‘kemenangan’ pada 23 Maret 2017, saat Mahkamah
Agung (MA) mengeluarkan keputusan pencabutan izin tambang dari
Kementerian ESDM.
Selain menolak masuknya perusahaan tambang di Pulau Bangka, YTR dan Centro akan menggalakan kampanye sosial dan penggalangan dana membangun alam melalui karya seni yang digabungkan dengan tekhnologi mineral akresiasi.
Kampanye sosial sendiri sudah berlangsung di 16 toko Centro-Parkson se-Indonesia, sejak 27 April-22 Agustus 2017. Selama empat bulan, penggalangan dana melalui penjualan kupon menghasilkan Rp170.560.000 dan donasi perusahaan sebesar Rp15,000.000 sehingga total bantuan sebesar Rp185.560.000.
“Kami bangga dapat ambil bagian dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, khususnya ekositem bawah laut di Pulau Bangka, Sulut. Lewat kegiatan sosial sebagai agenda tahunan perusahaan, bertujuan membangn teknologi bawah laut melalui seni yang memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup biota laut,” ujar Pelly Sianova selaku Addvertising dan Promotion Senior Manager PT Tozy Sentosa.
Diketahui, pada Jumat (20/10) besok, para aktifis, relawan, pecinta lingkungan hidup, awak media, dan masyarakat, akan melakukan penempatan Domus Piramidis Dugong di lepas pantai Pulau Bangka, dalam rangkaian acara Coral Day yang telah berlangsung untuk keempat kalinya oleh mitra lokal, Yayasan Suara Pulau. (Indra)