Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Jaga Keutuhan NKRI, Mahasiswa Tidore di Minahasa Siap Lawan Fundamentalisme

×

Jaga Keutuhan NKRI, Mahasiswa Tidore di Minahasa Siap Lawan Fundamentalisme

Sebarkan artikel ini
Suasana dialog kebangsaan yang digelar FKMTK, Jumat (21/04).

Minahasa, detiKawanua.com – Forum Komunikasi Mahasiswa Tidore Kepulauan (FKMTK) Minahasa-Sulut,  gelar pelantikan pengurus baru periode 2017-2018 di Aula Asrama Kamasan Papua, Tataran Patar, Tondano, Jumat (21/04). Acara dirangkai dengan dialog kebangsaan dengan tema “Strategi Perlawanan Terhadap Fundamentalisme dalam Menjaga Keutuhan NKRI”
Kegiatan dihadiri dan dan resmi dibuka oleh Halil Ahmad, selaku staf ahli yang mewakili Walikota Tidore.
Mengawali sambutan, Halil Ahmad menyampaikan permintaan maaf Walikota Tidore karena tidak bisa menghadiri pelantikan pengurus FKMTK. “Minta maaf sebelumnya atas ketidakhadiran walikota dalam   kegiatan pelantikan, dikarenakan padatnya jadwal Pak Wali,” ujar Halil.
Selanjutnya Halil berharap, agar mahasiswa Tidore yang melanjutkan pendidikan di Minahasa, menjaga persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. “Kami berharap mahasiswa menjadi harapan tulang punggung bangsa untuk terlibat dalam pembangunan daerah, bangsa dan negara,” tambahnya.
Ketua terpilih Irfan Rusdi, dalam sambutannya menjelaskan, sebagai pemuda pentingnya memahami apa itu fundamentalisme dan harus siap menghadapinya. “Pemerintah Kota Tidore harus memperhatikan mahasiswa Tidore yang berpendidikan di Minahasa, terutama dalam hal pemberian asrama bagi mahasiswa,” katanya.
Mewakili Kapolres Minahasa, JR Wongkar selaku Kasubag Bimas Polres Minahasa, dalam sesi dialog mengucapkan selamat kepada mahasiswa, terutama dari Tidore, atas kerja keras dan koordinasi dengan baik sehingga kegiatan berjalan dengan lancar dan aman.
“Harapan Kapolres kepada mahasiswa, adalah agar giat belajar sehingga bisa selesai kuliah tepat waktu. Selanjutnya menjaga keamana di tempat tinggal masing-masing, sehingga terciptanya keamanan yang baik dalam masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Yardi Harun sebagai salah satu narasumber yang mewakili Kapita Indonesia dan Pemuda, menjelaskan lahirnya kelompok fundamentalis di tingkat global dan kemudian berkembang sampai di lokal. “Ada cara yang bisa menghadapi kelopok fundamentalis, terutama kelompok yang ingin menggantikan Pancasila, yaitu: 1. menjaga budaya lokal, 2. melakukan dialog antar umat beragama, 3. menjaga basis pengetahuan,” tutup Yardi. (*/Sandy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *