Foto ilustrasi Bandara Sam Ratulangi Manado (foto:BSRm/ist)
Manado, detiKawanua.com – Bandara Sam Ratulangi Manado yang saat ini telah terkenal dikanca Internasional sebagai ‘pintu gerbang’ penerbangan utama di sektor pariwisata Sulawesi Utara (Sulut), pada Sabtu (07/01) oleh pihak pengelola Bandara telah menerima aduan/laporan resmi dari seorang ibu rumah tangga bernama Brivita Silap asal Langowan Kabupaten Minahasa. Adapun Brivita yang merupakan istri dari salah seorang penumpang bernama Christian Massie yang sekaligus merupakan korban ‘penukaran’ koper tujuan Bandara Chubu Internasional Nagoya Jepang dengan menggunaka maskapai penerbangan Silk Air pada Jumat (06/01) dini hari, yang kuat dugaan lokasi tertukarnya koper itu saat masih berada di bagasi Sam Ratulangi Manado.
Dari keterangan Brivita dan juga berdasarkan informasi dari suaminya (Chritian,red) yang juga sudah mengantongi KTP Negara Jepang itu, setelah dirinya tiba di Bandara Internasional Jepang (Sabtu,red) bahwa hal tersebut menjadi tanda tanya besar dan penuh kejanggalan karena koper awal milik suaminya tersebut ketika masih dibagasi Bandara Sam Ratulangi Manado berukuran besar dengan berat 30 Kg dan setelah tiba di Bandara Nagoya Jepang tinggal berukuran kecil merk Luis Vitton dengan berat 2 Kg yang lebih ironisnya koper tersebut bertuliskan nama suaminya dan setelah diperiksa oleh pihak Bandara Jepang ternyata isinya kaos, makanan dan rempah-rempah yang dibungkus kantung plastik putih bertuliskan Multimart.
“Pesawat dari Manado ke Jepang itu memang transit di Singapura tapi yang aneh isi koper ada plastik putih membungkus bertuliskan Multimart (Pusat pembelanjaan,red)? dan sepengetahuan saya Multimart itu hanya ada disejumlah provinsi Indonesia termasuk di wilayah Sulawesi Utara di Manado,” kata Brivita saat bersama pamannya, Rommy Rorong.
Disisi lain dirinya mengungkapkan akibat kejadian tersebut pihak Bandara Internasional Jepang pun menahan koper tersebut dengan alasan tidak sesuai data berat bagasi yang tercantum dalam tiket milik suaminya (Christian,red) dan membuat laporan kehilangan.
“Pihak bandara Internasional Jepang sedang melakukan investigasi akan kasus tersebut karena ternyata bukan hanya suami saya yang mengalami kejadian itu, tidak hanya itu juga ternyata ada salah satu turis Jepang yang sepenerbangan dengan suami saya pun mengalami hal yang lebih buruk lagi karena barangnya sudah tidak didapat atau hilang,” tegas dengan nada kesal sembari menambahkan hal itu sangat memiriskan dan mengancam kemajuan sektor pariwisata di Sulut dan tidak menutup kemungkinan pula terindikasi aksi tersebut dilakukan secara terorganisir oleh oknum-oknum tertentu.
Sementara itu keterangan konfirmasi via Whatsapp oleh salah satu wartawan kepada pihak pengelola Bandara Sam Ratulangi Manado, Nugroho Jati membenarkan adanya dua orang yang telah bertemu dirinya (Nugroho,red) di kantor Bandara Sam Ratulangi dan melakukan komplen dengan hasil aduan yang diterima diantaranya, tamu (penumpang pesawat,red) berjumlah satu orang dengan rute penerbangan Manado-Nagoya (Bandara Internasional Jepang,red), dimana yang bersangkutan (Tamu,red) memiliki bagasi 34 Kg dan setelah dikurangi menjadi 30 Kg.
“Barang di wrapping dan selanjutnya diberi label. Menurut isteri korban, tas/koper tersebut berisi, makanan khas Manado, renpah-rempah serta kaos 2 stel, pax transit di Singapore selama 6 jam, selanjutnya Pax tiba di Bandara Nayoga saat menunggu bagasi tidak ada (Koper besar berat 30 Kg,red) dan yang tersisa satu bagasi kecil merk Louis Viton, karena merasa bukan miliknya jafi tidak diambil, Pax kemudian melakukan pengaduan kehilangan bagasi dan diminta mengecek bagasi kecil tersebut yang isinya ada makanan yang dibungkus dengan kantung plastik Multimart, yang diperkirakan kemungkinan milik Pax namun karena tas bukan miliknya jadi yang bersangkutan tidak bisa membuka/memeriksa lebih lanjut,” terang Nugroho.
lanjut dia, dirinya sudah berkoordinasi dengan dua orang bernama Ryan dan Buang terkait status bagasi tersebut.
“Yang melapor dan bertemu saya adalah istri Pax beserta pamannya yang merupakan pimpinan disalah satu media cetak di Sulut dan bekerja di Pemprov Sulut selama 4 tahun. Saya sedang mengecek CCTV untuk melihat lebih lanjut. Demikian yang saya bisa update untuk saat ini. thx,” ungkap Nugroho.
Rep/Editor: IsJo