“Kebrutalan mereka menyebabkan saya terkena sengatan arus litrik. Saya heran kenapa mereka melakukan aksi pembubaran dengan cara yang membabi-buta, sehingga tidak dapat membedakan mana mahasiswa dan mana kami sebagai jurnalis yang pada waktu itu sedang meliput,” kata Joice Bukarakombang, wartawati Antara Sulut, saat dikonfirmasi detiKawanua.com.
Ditambahkan wartawati yang sudah hampir 20 tahun menjadi jurnalis ini, pasca Dirinya terkena sengatan listrik, Dirinya sempat adu argumen dengan seorang polisi karena tidak terima Dirinya diperlakukan seperti itu.
“Setelah saya terkena sengatan listrik. Saya kemudian adu argumen dengan seorang polisi. Sewaktu adu argumen, Dia (polisi) menyalahkan saya karena berada di tempat kejadian perkara. Setelah itu, Dia bertanya kenapa saya berada di tempat tersebut. Pertanyaannya kan lucu! Saya berada di tempat itu karena saya adalah seorang jurnalis. Dan sebagai seorang jurnalis, tentunya saya harus berada di tempat kejadian,” ucap Bukarakombang yang biasa disapa dengan sebutan Jojo.
Meski Dirinya telah diperlakukan dengan cara yang tidak sepantasnya, Jojo pun memaafkan tindakan anggota Sat Pol PP dan juga anggota kepolisian yang beradu argumen dengannya.
“Anggota Sat Pol PP dan juga anggota kepolisian itu sudah minta maaf kepada saya; dan saya pun memafkan mereka. Saya berharap, kejadian seperti ini takkan terulang lagi,” jelas Jojo dengan senyum.
Baca berita berkaitan di bawah ini:
AMTI Kecam Pemukulan Mahasiswa di Kantor DPRD Kota Manado
Ini Penyebab Utama Sejumlah Mahasiswa Dipukuli Pihak Kepolisian
Aksi GMKI Berujung Bentrok, Hari Lahir Pancasila Ternodai Darah Mahasiswa