Bensin Ecrean. /Ist
Manado, detiKawanua.com – Padamnya listrik yang terjadi hampir
diseluruh kota Manado pada hari Sabtu hingga Minggu (16-17/01),
menimbulkan cerita unik atau menjadi musim durian runtuh bagi pedagang
penjual bensin eceran.
diseluruh kota Manado pada hari Sabtu hingga Minggu (16-17/01),
menimbulkan cerita unik atau menjadi musim durian runtuh bagi pedagang
penjual bensin eceran.
Bermula dari padamnya
listrik, demi melaksungkan aktivitas warga dengan menggunakan listrik
selama pemadaman warga pun mencari alternatif dengan menggunakan genset.
listrik, demi melaksungkan aktivitas warga dengan menggunakan listrik
selama pemadaman warga pun mencari alternatif dengan menggunakan genset.
“Yah
mo bagaimana lagi, tetap musti pake genset, rupa torang mo mandi, kong
mo kerja laeng dang. apalagi mati lampu so pe lama bagini nda mungkin mo
ba tunggu,” ujar Sumarwan, warga Kelurahan Batukota, Minggu (17/01) kemarin.
mo bagaimana lagi, tetap musti pake genset, rupa torang mo mandi, kong
mo kerja laeng dang. apalagi mati lampu so pe lama bagini nda mungkin mo
ba tunggu,” ujar Sumarwan, warga Kelurahan Batukota, Minggu (17/01) kemarin.
sering
terjadi pemadaman, warga serentak menggunakan genset hingga memerlukan
bensin dengan jumlah yang tidak sedikit. terbukti dari pantauan wartawan
media www.detiKawanua.com gemuruh suara genset yang saling bersahutan menjadi hal yang lumrah pada akhir pekan kemarin.
terjadi pemadaman, warga serentak menggunakan genset hingga memerlukan
bensin dengan jumlah yang tidak sedikit. terbukti dari pantauan wartawan
media www.detiKawanua.com gemuruh suara genset yang saling bersahutan menjadi hal yang lumrah pada akhir pekan kemarin.
“Yah
so bangini no kasiang torang, nda ada listrik kong mo ba cars hp.
soalnya mati so dari hari sabtu sampe sekarang so manyala, otomatis
samua katun lari ka genset,” tuturnya dengan dialek manado di hari yang
sama.
so bangini no kasiang torang, nda ada listrik kong mo ba cars hp.
soalnya mati so dari hari sabtu sampe sekarang so manyala, otomatis
samua katun lari ka genset,” tuturnya dengan dialek manado di hari yang
sama.
Sementara itu, gemuruh suara genset yang
menandakan warga sedang mengunakan mesin penyulapai listrik tersebut
(genset-red), menjadi pundi-pundi keutungan bagi penjual bensin eceran
(Depot bensin-red).
menandakan warga sedang mengunakan mesin penyulapai listrik tersebut
(genset-red), menjadi pundi-pundi keutungan bagi penjual bensin eceran
(Depot bensin-red).
Pasalnya, warga beramai ramai mencari bensin untuk mengghidupkan genset tersebut hingga pemadaman listrik diakhiri.
“Io,
biasanya kita jual bensin perbotol Rp 8.500 sekarang 9000 sampai 10.000
tetap mo ada yang beli. deng nda lama ja abis itu bensin yang kita
jual, riki tape suami bacari bensin terus for mo jual,” ungkap seoarng
ibu, pedagang eceran di Kelurahan Bahu yang malu menyebutkan namanya
dengan tersenyum. (Arman Soleman)
biasanya kita jual bensin perbotol Rp 8.500 sekarang 9000 sampai 10.000
tetap mo ada yang beli. deng nda lama ja abis itu bensin yang kita
jual, riki tape suami bacari bensin terus for mo jual,” ungkap seoarng
ibu, pedagang eceran di Kelurahan Bahu yang malu menyebutkan namanya
dengan tersenyum. (Arman Soleman)