Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

(opini) Fenomena dan Dampak Tahun Baru

×

(opini) Fenomena dan Dampak Tahun Baru

Sebarkan artikel ini

Oleh: Rifaldi Rahalus


detiKawanua.com
– Selama bumi masih terus berputar maka pergantian tahun itu akan tetap terjadi.Tidak bisa di pungkiri karena yang demikian itu adalah fenomena alamiah/menjadi hukum alam. Begitu pula halnya dengan tahun 2015 ini. Prosesi pergantian tahun kali ini tidak lagi menunggu bulan atau beberapa minggu lagi, akan tetapi kurang lebih tinggal menunggu perputaran jam jika dihitung mulai hari ini, Rabu 30 Desember hingga 31 Desember 2015 besok.

Tahun baru 2016 akan disambut meriah oleh umat manusia di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Tanda-tanda penyambutan meriah itu sudah dapat dibaca dari berbagai media, termasuk jaringan internet. Menyambut tahun baru tidak dilegalkan oleh undang-undang suatu negara namun hanya sebagai sebuah tradisi atau budaya sebagian manusia di bumi.

Berapa harikah lamanya tahun 2015 dan 2016? Jika dicermati lebih seksama, proses pergantian tahun bukanlah hal yang luar biasa. Coba bayangkan, sudah 2015 kali terjadi pertukaran tahun sejak dimulainya perhitungan tahun Masehi. Tahun Masehi dihitung berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari. Planet bumi beredar mengelilingi matahari dalam satu kali putaran menempuh waktu selama 365 ΒΌ hari. ini merupakan fenomena yang alami, akan tetapi ada juga fenome-fenomena yang bukan merupakan peristiwa alami yang justru menghadirkan dampak buruk.

Dampak Buruk Pergantian Tahun

Beberapa hal  yang menjadi sorotan saya setiap kali di malam perayaan tahun baru adalah sesuatu yang spesial bagi mereka yang menagungkan malam tahun baru tersebut. Berbagai aktivitas yang dilakukan untuk menyambut datangnya awal tahun, misalnya ditandai dengan bunyi-bunyian petasan yang bersahut-sahutan di udara, bunyi terompet yang memekakkan telinga, konser musik di berbagai tempat dan masih banyak lagi. Bagi mereka, tidak jadi satu masalah menghambur-hamburkan uang dalam satu hari itu. Di malam tahun baru. Namun, dibalik euforia perayaan tahun baru ini, ada sederet peristiwa yang perlu kita waspadai dan patut menjadi perhatian kita semua. Sebab jika hal ini terus menerus terjadi, maka akan menimbulkan dampak negatif kedepannya.

Hal pertama yang saya soroti adalah banyaknya masyarakat yang merayakan tahun baru di tempat-tempat umum misalnya pantai dan taman kota. Hal ini tidak menjadi masalah, menyambut awal tahun di tempat tersebut. Tapi kelakuan para pengunjung yang membuang sampah makanan secara sembarangan sehingga membuat pemandangan kelihatannya kumuh dan berantakan. Meski ini bagian dari dampak tahun baru yang bisa dibilang kurang baik, namun ada juga yang jauh lebih buruk bahkan merusak moral.

Ini berkaitan dengan generasi muda dan menyangkut tingkah laku mereka saat hendak merayakan tahun baru. Berita dari salah satu koran nasional dituliskan, bahwa penjualan alat kontrasepsi ludes terjual di pasaran, dan pembelinya justru didominasi oleh kaum muda. Pertanyaannya, kenapa bisa demikian? Sah-sah saja dan ini bukan sekedar berhipotesa. Para muda mudi ini seolah-olah menjadikan momen perayaan tahun baru sebagai ajang melakukan seks bebas. Tak bisa dibayangkan jika hal ini terus terjadi setiap akhir tahun, mau dikemanakan nasib dan moral pemuda-pemudi ini.

Berikutnya, momen pergantian tahun ini berdampak pada tingginya angka pekerja yang tidak serius bekerja dan memilih untuk bolos dari tempat kerja. Tidak perlu mengambil contoh yang jauh, hal ini beberapa kali telah penulis saksikan ditambah lagi dengan cerita-cerita dari teman sendiri. Salah satu Rumah Sakit ternama di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), misalnya, beberapa teman seangkatan saya yang sebentar lagi akan menjadi seorang perawat. Katanya, setiap berdinas di RS tersebut mereka selalu tekun bekerja selama jam dinas belum usai, ini kejadian pada hari-hari biasa. Tetapi bila saat bertugas dan bertepatan dengan momen tahun baru, maka sekian dari mereka justru saling mengajak untuk bermalam tahun baru meskipun sementara menangani pasien yang lagi sekarat, sementara pasien lainnya terpaksa harus terlantar akibat ditinggal pergi oleh yang bertugas. Begitu egois orang tersebut yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum. Entah dimana letak sisi kemanusiaan mereka. Padahal biasanya saat akhir tahun banyak peristiwa kecelakaan terjadi yang membuat rumah sakit penuh dengan pasien.

Di sisi lain, saya pun menilai perilaku masyarakat yang menyalakan berbagai jenis petasan ke udara saat bahkan sebelum tahun baru tiba, akibatnya, langit pun dihujani dengan kabut asap petasan tersebut. Kelihatannya memang menarik melihat cahaya dan bunyi yang bersahut-sahutan di udara. Namun hal itu merupakan salah satu bentuk pencemaran udara. Berjuta-juta ton karbon yang mereka sumbangkan di tengah gencarnya pemerintah melakukan pengurangan emisi karbon. Selain itu, adanya pelanggaran aturan yang melarang penjualan petasan di tempat-tempat umum tapi yang terjadi adalah maraknya petasan yang ditawarkan di ruang publik.Yang lebih parahnya lagi, para pelaku pemerintahan yang seharusnya mematuhi aturan justru turut terjun di dalamnya.

Dan yang terakhir, adalah kondisi jalan raya yang padat merayap dipenuhi oleh warga yang akan melakukan parade keliling kota. Namun para pengendara ini terkadang mengabaikan keselamatan diri sendiri, misalnya mengendarai kendaraan secara ugal-ugalan atau tak menggunakan helm pengaman. Alhasil membuat polisi harus bertindak keras kepada mereka.Namun sangat disayangkan, mereka justru merasa terganggu dengan hadirnya polisi tersebut, meskipun hal itu dilakukan untuk keselamatan mereka sendiri.

Bagi sebagian masyarakat, momen tahun baru diidentikkan dengan kegiatan hura-hura. Menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tak berguna. Alangkah mulianya jika uang tersebut digunakan untuk kegiatan amal seperti berbagi dengan anak-anak di panti asuhan. Hal ini tentunya lebih bermanfaat dan amalnya lebih baik. Seharusnya di momen tahun baru, kita mengisinya dengan kegiatan positif. Malam akhir tahun diisi dengan ketenangan untuk merenungkan tingkah laku yang kita lakukan sepanjang tahun 2015, mana tindakan yang perlu ditinggalkan dan mana yang perlu ditingkatkan. Selain itu, menyusun resolusi-resolusi yang ingin dicapai sebagai patokan melangkah kedepannya.

Terakhir, tak lupa saya mengucapkan Selamat Tahun Baru 2016. Semoga apa yang kita harapkan di tahun baru ini, bisa tercapai.

Salam Hangat (#)

Penulis adalah Ketua Umum HMI (MPO) Cabang Manado

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *