Tim Pemkot Kotamobagu foto bersama dengan tim Konsultan Perencanaan, PT Sinca Mataram, dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), usai pembahasan uji kelayakan dan master plane Rumah Sakit Kotamobagu.
Kotamobagu,
detiKawanua.com – Rencana Pemerintah Kota (Pemkot)
Kotamobagu untuk meningkatkan status Rumah Sakit (Rumkit) Kotamobagu di
Kelurahan Pobundayan, yang saat ini masih Tipe D, menjadi Tipe B, rupanya
membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Pasalnya, demi mewujudkan rencana
tersebut, Pemkot mesti memiliki perencanaan yang matang di segala aspek, mulai
kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), dalam hal ini tenaga medis baik perawat,
dokter umum, hingga dokter spesialis, kesiapan Peralatan Kesehatan (Alkes),
serta kesiapan infrastruktur bangunan gedung.
detiKawanua.com – Rencana Pemerintah Kota (Pemkot)
Kotamobagu untuk meningkatkan status Rumah Sakit (Rumkit) Kotamobagu di
Kelurahan Pobundayan, yang saat ini masih Tipe D, menjadi Tipe B, rupanya
membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Pasalnya, demi mewujudkan rencana
tersebut, Pemkot mesti memiliki perencanaan yang matang di segala aspek, mulai
kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), dalam hal ini tenaga medis baik perawat,
dokter umum, hingga dokter spesialis, kesiapan Peralatan Kesehatan (Alkes),
serta kesiapan infrastruktur bangunan gedung.
Untuk
itu, Senin (14/09), pagi tadi, bertempat di Aula Kantor Bappeda Kotamobagu, Pemkot, dalam hal ini Bappeda, mengundang konsultan
perencanaan pembangunan rumah sakit, dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yakni PT Sinca Mataram, untuk
membicarakan studi kelayakan Rumah Sakit Kotamobagu, termasuk di dalamnya,
membahas master plane pembangunan yang simultan dan komprehensif.
itu, Senin (14/09), pagi tadi, bertempat di Aula Kantor Bappeda Kotamobagu, Pemkot, dalam hal ini Bappeda, mengundang konsultan
perencanaan pembangunan rumah sakit, dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yakni PT Sinca Mataram, untuk
membicarakan studi kelayakan Rumah Sakit Kotamobagu, termasuk di dalamnya,
membahas master plane pembangunan yang simultan dan komprehensif.
Menariknya,
dalam kesempatan tersebut, tim konsultan yang dipimpin Dr. dr. Arlina Dewi
MKes. AAk, mengungkapkan, butuh dana hampir Rp 300 Miliar untuk mewujudkan
salah satu ambisi besar Pemkot Kotamobagu di bawah pemerintahan Tatong Bara –
Jainudin Damopolii ini. “Total anggaran yang dibutuhkan, yakni, Rp 281 Miliar,”
ujar Arlina.
dalam kesempatan tersebut, tim konsultan yang dipimpin Dr. dr. Arlina Dewi
MKes. AAk, mengungkapkan, butuh dana hampir Rp 300 Miliar untuk mewujudkan
salah satu ambisi besar Pemkot Kotamobagu di bawah pemerintahan Tatong Bara –
Jainudin Damopolii ini. “Total anggaran yang dibutuhkan, yakni, Rp 281 Miliar,”
ujar Arlina.
Dikatakan
wanita paruh baya ini, anggaran total tersebut baru mencakup kebutuhan Alkes
dan infrastruktur gedung saja, belum termasuk pengembangan SDM. “Dari total
angka itu, uraiannya, untuk gedung Rp 241 Miliar, sementara untuk Alkes Rp 40
Miliar. Itu jika benar-benar Pemkot Kotamobagu ingin membangun rumah sakit yang
layak bertipe B,” jelasnya.
wanita paruh baya ini, anggaran total tersebut baru mencakup kebutuhan Alkes
dan infrastruktur gedung saja, belum termasuk pengembangan SDM. “Dari total
angka itu, uraiannya, untuk gedung Rp 241 Miliar, sementara untuk Alkes Rp 40
Miliar. Itu jika benar-benar Pemkot Kotamobagu ingin membangun rumah sakit yang
layak bertipe B,” jelasnya.
Selain
ketiga aspek yang disebutkan di atas, kelayakan rumah sakit bertipe B sebagaimana
yang direncanakan tersebut, juga membutuhkan manajerial yang mapan. “Tentu, semua
rencana yang akan disiapkan nanti juga membutuhkan dukungan manajemen yang
kuat, baik secara struktur maupun pengelolaan,” tandasnya.
ketiga aspek yang disebutkan di atas, kelayakan rumah sakit bertipe B sebagaimana
yang direncanakan tersebut, juga membutuhkan manajerial yang mapan. “Tentu, semua
rencana yang akan disiapkan nanti juga membutuhkan dukungan manajemen yang
kuat, baik secara struktur maupun pengelolaan,” tandasnya.
Di
sisi lain, Kepala Bappeda Kotamobagu, Sande Dodo, mengatakan, rencana
pembangunan tersebut idealnya dilakukan dengan konsep tahun jamak. Dengan perencanaan
yang simultan dan komprehensif, sebanyak empat tahap, pihaknya pun menargetkan
tahun 2020 sebagai tahun perwujudan Rumah Sakit Kotamobagu sebagai rumah sakit
rujukan yang layak. “Kalau dipaksakan satu tahun saja, tentu seluruh kegiatan
pembangunan yang lain akan macet. Maka, dalam master plane, sudah kita bagi
dalam empat tahap perencanaan, yang jika dimulai pada 2016 tahun depan, maka
kita berharap akan selesai pada 2020,” ujar Sande. (Ilman Ariyan)
sisi lain, Kepala Bappeda Kotamobagu, Sande Dodo, mengatakan, rencana
pembangunan tersebut idealnya dilakukan dengan konsep tahun jamak. Dengan perencanaan
yang simultan dan komprehensif, sebanyak empat tahap, pihaknya pun menargetkan
tahun 2020 sebagai tahun perwujudan Rumah Sakit Kotamobagu sebagai rumah sakit
rujukan yang layak. “Kalau dipaksakan satu tahun saja, tentu seluruh kegiatan
pembangunan yang lain akan macet. Maka, dalam master plane, sudah kita bagi
dalam empat tahap perencanaan, yang jika dimulai pada 2016 tahun depan, maka
kita berharap akan selesai pada 2020,” ujar Sande. (Ilman Ariyan)