Bolmong, detiKawanua.com – Data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan, hingga Februari 2015 Kabupaten Bolaang Mongondow mengoleksi 93 anak putus sekolah.
Menurut Kepala Seksi Kesiswaan Diknas Bolmong Abdul Rivai Mokoagow, data tersebut diambil dari seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di Bolmong hingga Februari 2015. Kalau untuk data hingga bulan ini (September) masih dalam tahap pemasukan dari sekolah-sekolah.
“Pasti hari senin datanya sudah masuk, pendataan ini dilakukan setiap tahun ajaran,” ucap Kepala Seksi Kesiswaan Diknas Bolmong Abdul Rivai Mokoagow, Jumat (04/09) lalu.
Lanjutnya, penyebab terjadinya putus sekolah karena beberapa faktor, baik karena faktor lingkungan ataupun kenakalan remaja sangat berpengaruh pada angka anak yang putus sekolah.
“Faktor pernikahan dini juga merupakan penyebab. Karena kami dari bagian kesiswaan sudah pernah menemukan kejadian tersebut. Sehingga kami berkunjung pada siswa untuk meminta agar dapat melanjutkan sekolahnya,” ungkap Rivai.
Untuk faktor ekonomi menurut Rivai, tidak terlalu berpengaruh. Karena pemerintah telah menyediakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sehingga untuk saat ini siswa sangat terbantu dengan program tersebut.
“Ada juga siswa yang berkemampuan lebih dari standar sedeharna di temukan berhenti sekolah, mungkin kejadian tersebut karena faktor lingkungan. Di lain pihak ada juga siswa yang berenti sekolah karena ingin memegang uang sengan cara bekerja sebagai penambang,” ungkapnya.
Sementara Kepala Diknas Bolmong Olii Mokodongan mengatakan, pihaknya akan berkordinasi dengan pemerintah setempat untuk bekerja sama menyelesaikan permasalahan ini.
“Kami sering menindak lanjuti permasalahan ini, kedepannya kami akan berkordinasi dengan sangadi agar ikut bekerja sama. Orang tua juga harus proaktif, baik melakukan pengawasan maupun dorongan kepada siswa agar pendidikan yang ada di Bolmong terus mengalami kemajuan,” pungkasnya. (*/Try)
