Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Umat Muslim di Paal II Gelar Halal Bi Halal di Gereja

×

Umat Muslim di Paal II Gelar Halal Bi Halal di Gereja

Sebarkan artikel ini
Ustad H. Umar Maliki saat memberikan ceramah.

Manado, detiKawanua.com – Toleransi umat beragama kembali ditunjukan warga Kota Manado, Sulawesi Utara. Kali ini warga muslim Kelurahan Paal II, Lingkungan 6 (enam) menggelar acara Halal Bi Halal. Acara yang rutin dilaksanakan umat Islam di Indonesia usai merayakan Idul Fitri. Namun, uniknya acara ini di laksanakan dalam sebuah rumah ibadah umat Kristen.

Bertajuk “Tingkatkan persatuan antar umat beragama dan menyongsong Pilkada Serentak 9 Desember”, acara yang digelar pada Kamis (13/08) lalu, bertempat di Gereja GMIM Efrata Kelurahan Paal II, Kecamatan Tikala, Kota Manado. Dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, serta pemerintah dan masyarakat muslim maupun kristen setempat.

Bertindak membawakan tausiyah pada malam itu, yakni ulama yang dijuluki ustad sinetron, Ustad H. Umar Maliki. Sukses membuat para undangan yang hadir, terus tertawa dengan humor sinetron dan artis andalannya. Masyarakat yang hadir berbaur dengan sangat baik.

Usai acara, Ustad Umar Maliki, saat diwawancarai, menghimbau agar umat muslim dan kristen selalu bersatu dan harmonis, tak lupa Ustad Sinetron ini berharap jangan sampai ada perpecahan diantara umat beragama jelang Pilkada.

“Saya berharap baik warga Kristen maupun Muslim selalu menjalin hubungan harmonis, dan jangan terpancing apalagi sampai terpecah persaudaraan, terlebih menjelang Pilkada di Kota Manado,” imbaunya.

Samsu R, warga bergama kristen Paal II  yang hadir dalam acara ini, menuturkan, keunikan acara halal bi halal umat muslim dalam rumah ibadah umat kristen, merupakan simbol bersatu dalam perbedaan, dan berbeda dalam persatuan.

Warga Kristen lainnya bernama Grace Kaeng, mengaku senang bisa mengikuti acara umat muslim pasca lebaran, Grace yang juga Kepala Lingkungan V, Kelurahan Paal II, ini mengakui, umat muslim setempat juga selalu berbaur dengan masyarakat kristen, begitu juga acara-acara seperti paskah maupun hari raya natal, warga muslim sebaliknya datang menghadiri. (Rafsan Damopolii)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *