Legislator Sulut, Hanny Joost Pajouw.
Manado, detiKawanua.com – Tak ada harapan lagi untuk menjadikan Partai Golkar sebagai perahu menuju di ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), termasuk Pemilihan Walikota (Pilwako) Manado pada 9 Desember 2015 nanti.
Tentunya, pilihan ini menjadi Keputusan para Kader Partai berlambang Pohon Beringin yang sejak bertahun-tahun menorehkan impiannya berkompetisi untuk menjadi Kepala Daerah.
Alasan ini dikarenakan kondisi internal Partai Golkar yang hingga saat ini belum redup. Apalagi, putusan KPU sudah bulat untuk Pilkada serentak, Golkar salah satu Partai yang masuk zona merah, yang kemungkinan tak diikut sertakan dalam Pilkada, dikarenakan kondisi internal partai tersebut.
Alasan-alasan ini kemudian membuat para Kader pindah Perahu dari yang lama ke yang baru, tentunya sebagai langkah alternatif untuk ikut serta dalam ajang pesta demokrasi perlima tahun sekali ini.
Hanny Joost Pajouw, salah satu Anggota DPRD Sulawesi Utara (Sulut), dari Parta Golkar inipun, harus pindah Perahu, sebab dirinya tetap membulatkan diri untuk maju di Pilwako Manado, meski harus menjadikan PDIP sebagai salah satu Kendaraan politik dan meninggalkan Partainya sendiri.
HJP mengakui hal tersebut, meskipun pernah mengalami kekalahan saat dirinya ikut mencalonkan diri di Pilwako 2010 silam.
“Keputusan saya sudah bulat. Dan ini komitmen saya meskipun pada tahun 2010 lalu sempat kalah, tetapi di 2015, HJP tetap semangat untuk maju,” aku Legislator Sulut Dapil Manado ini, saat di temui di Kantor DPRD Sulut, Jumat (10/07).
HJP juga menuturkan, jika benar impiannya memimpin Kota Manado tercapai, maka sudah pasti pula jabatannya sebagai Anggota DPRD Sulut akan dilepaskan HJP.
“Sebagai manusia kita punya pilihan tersendiri termasuk melepaskan diri sebagai anggota dewan bila benar HJP terpilih memimpin Kota Manado,” pungkas HJP. (Rifaldi Rahalus)