Example floating
Example floating
SULAWESI UTARA

Kegiatan Simulasi Bencana Dianggap Penting Pemkot Manado

×

Kegiatan Simulasi Bencana Dianggap Penting Pemkot Manado

Sebarkan artikel ini

 

Foto Bersama Pasca Simulasi Bencana Alam di Kelurahan Kombos Barat Selasa (07/07). /ist

Manado, detiKawanua.com – Simulasi bencana alam masyarakat di Kelurahan kombos selasa (07/07) dinihari. Digelar oleh PNPM/P2KP yang bekerja sama dengan BNPB, PMI serta warga sekitar, diramaikan juga oleh Wakil Walikota (Wawali) Manado, Harley AB Mangindaan.
Wawali Manado menyampaikan kepada awak media, ilmu pengetahuan tentang bencana yang sudah dimiliki masyarakat, sebenarnya harus berjalan secara bersinergis dengan simulasinya. Karena Mangindaan menilai, hal itu diperlukan agar masyarakat selalu sigap dalam segala keadaan ketiak bencana menghampiri.
“Pengetahuan tentang kebencanaan yang saat ini sudah dimiliki masyarakat, tapi seharusnya diiringi dengan pelatihan-pelatihan tentang simulasi kebencanaan seperti ini. Sehingga bila terjadi bencana, masyarakat telah benar-benar menjadi masyarakat yang siap dan sigap,” katanya.
Kegiatan simulasi ini, pastinya mengglontorkan biaya. Mamun, kata Mangindaan, itu taklah penting. Karena yang terpenting adalah kegiatan ini dapat melartih masyarakat tentang simulasi bencana.
Dirinya juga menambahkan, jika biaya menjadi salah satu kendala. Maka, Pemerintah Kota (Pemkot) Manado, harus menyiapkan dana untuk menggelar simulasi seperti ini.
“Memang benar memerlukan biaya tapi kegiatan simulasi seperti ini sangatlah penting, untuk itu pemerintah kedepan juga harus siap tingkatkan menyediakan anggaran untuk kegiatan simulasi seperti ini,” ujar Mangindaan.
Diakuinya, Kota Manado dikenal sebagai wilayah rawan bencana dan telah ada pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Namun pelatihan-pelatihan gladi simulasi kebencanaan masih kurang dilakukan.
Dia juga, berharap. kedepannya, usulan kegiatan seperti ini harus cepat disikapi untuk bisa dilakukan oleh Pemerintah. Hal itu didasari, Kota Manado merupakan, kota yang memiliki letak geografis yang rawan akan terkena  bencana alam.
“Kita masih sedikit dalam melakukan latihan-latihan gladi seperti ini kepada masyarakat, padahal daerah kita dikenal sebagai daerah yang rawan bencana. Ini hendaknya kita sebagai pemerintah segera sikapi,” tungkas Mangindaan.
Tak hanya simulasi, tetapi skenario juga menjadi unsur terpenting. Dengan adanya skenario, kita bisa cepat membangun bagian-bagian terpenting dalam bencana seperti pos telawan, dapur, tempat evakuasi warga. “Termasuk penetapan jalur evakuasi, titik aman berkumpul dan penempatan dapur umum sudah tersusun dalam skenario tersebut,” tutupnya. (Arman Soleman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *