Gubernur Yulius didamping Wagub Victor Mailangkay Resmikan Penerbangan Langsung Manado-Toraja. (Ist)
Sulut, detiKawanua.com – Dengan dibukanya jalur penerbangan Manado-Toraja pada 7 Juli 2025 maka memungkinkan akan menguntungkan kedua daerah. Baik Sulut maupun Toraja memiliki keunggulan masing-masing sehingga masing-masing dearah saling mempelajari bagaimana keunggulan itu bisa dicapai.
Untuk membangun suatu daerah sangat dimungkinkan adanya proses studi tiru atau lesson learnt dari keunggulan yang dimiliki masing-masing daerah. Hal itu dikemukakan oleh Dosen Ilmu Pemerintahan Dr Ferry Daud Liando ketika dimintai pendapat sejumlah wartawan, Jumat (11/7/2025).
“Memang tidak semua strategi dan keberhasilan di suatu daerah akan bisa diterapkan di daerah lain. Namun setiap kebijakan yang dianggap berhasil di daerah lain dapat juga dipelajari oleh daerah lain. Tidak perlu ditiru secara utuh, namun perlu domodifikasi sesuai karakter dan kebutuhan di daerah”, kata Liando.
Salah satu keunggulan Toraja adalah mengembangan tradisi kebudayaan yang dimiliki daerah dikembangkan menjadi ajang pariwisata internasional. Banyak waistawan mengunjungi dearah itu karena pemerintah daerah berhasil mengembangkan kebudayaan daerah menjadi daya tarik wisatawan. Selama ini belum semua daerah berhasil mengembangkan nilai-nilai kebudayaan menjadi potensi wisata.
Dibukanya penerbangan langsung dari manasdo ke Toraja membuka peluang pemerintah kabupaten/kota untuk mempelajari bagaimana pemerintah mengelola sektor pariwisata dari adat istiadat dan kebudayaan setempat agar mendapatkan penghasilan daerah.
Tingginya kunjungan wisatawan di Toraja, membuka peluang Sulut juga akan di untungkan karena telah terbukanya akses perhubungan yang cepat. Kebiasaan yang dilakukan para wistawan mancangara, jika mereka mengunjungi objek wisata di suatu daerah, maka daerah-daerah disekitar juga akan menjadi sasaran. Seperti wisatawan Bali yang sering melanjutkan ke Lombok dan sekitarnya. Para wisatawan yang berkunjung ke Singapura, tidak akan lengkap jika tidak ke Malaysia, Bangkok, Cina dan Taiwan. Wistawan ke Jerman, biasanya tidak lengkap jika tidak melanjutkan ke Belanda atau Prancis.
“Saya mendorong Pemprof aktif membuka ruang kerjasama dengan daerah lain. Hal ini akan bermanfaat saling mempelajari strategi pemerintah dalam membangun daerahnya. Salah satu yang bisa dipelajari adalah tata kelola pemerintahan Daerah Otonomi Baru. Salah satu daerah di sana yakni Kabupaten Toraja Utara pernah menempati posisi rangking kedua dari segi kemajuan dan keberhasilan pengelolaan daerah otonomi baru se Indonesia. Di Sulut masih banyak daerah hasil pemekaran belum memiliki dampak bagi kesejahteraan masyarakat. Kita jangan malu untuk belajar disana, apalagi dalam waktu dekat sulut akan ketmabahan daerah otonom baru,” pungkasnya. **