Boltim, detiKawanua.com – Selviana Tulumang (12) Siswi SDN 1 Dodap Mikasa, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) , pada Sabtu (27/04/2024) pekan lalu, telah menjadi korban tindak kekerasan oleh gurunya sendiri.
Dari penuturan Selviana, kejadian tersebut bermula ketika dirinya hendak protes dan tidak terima akan perlakuan gurunya yang sudah memukul adiknya. Namun bukannya mendapatkan penjelasan dari sang guru, Selviana malah menjadi sasaran amarah dimana oknum guru tersebut langsung melakukan pemukulan dengan cara mengayunkan sebuah mistar yang terbuat dari kayu, hingga mengakibatkan benjolan pada kepala dan jidat Selviana.
“Saya awalnya tidak terima karena adik saya dipukul. Oleh sebab itu saya protes kepada guru. Bukannya mendapatkan penjelasan. Malah saya yang ikut dihajar guru pakai mistar kayu,” tutur Selviana, ketika ditemui di rumahnya di Desa Dodap Mikasa, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim, pada Kamis, 2 Mei 2024.
Tak hanya itu, Selviana pun menceritakan bahwa oknum guru tersebut juga sempat menjedotkan kepalanya ke dinding kelas karena tidak terima dengan sikap Selviana yang berusaha untuk membela sang adik.
“Selain dipukul pakai mistar, rambut saya dijambak dan kepala saya dibenturkan ke dinding,” kata Selviana, sembari mengeluarkan air mata.
Akibat dari aksi brutal tersebut, Robbi Tulumang selalu orang tua Selviana berharap agar oknum guru berinisial MP alias Munggine, supaya dapat diproses secara hukum oleh pihak kepolisian. Dia juga berharap, agar persoalan ini supaya ditangani oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Boltim demi mendapatkan keadilan.
“Persoalan ini sudah kami laporkan ke pihak Polres Boltim sejak Senin. Kita tinggal menunggu hasil fisum dari Puskesmas Tutuyan, untuk proses hukum selanjutnya,” ucap Robbi.
Sementara itu, ditempat yang sama Sangadi Dodap Mikasa Jackson Laleda SE menjelaskan, bahwa persoalan ini sudah dimusyawarahkan ditingkat desa. Namun dari pertemuan kedua belah pihak tidak mendapatkan titik temu agar bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
“Kami dari pemerintah Desa juga sudah berupaya untuk memediasi. Namun pihak korban meminta agar persoalan ini harus dibawa ke ranah hukum untuk mendapatkan keadilan bagi Silviana,” terang Jackson. (Billy)