Kotamobagu, detiKawanua.com – Kamis (24/3/2022) pagi sekitar pukul 09:00 wita, Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdani bersama rombongan yang merupakan sejumlah Perwira Polisi yang berpangkat Brigjen Pol bagian dari BP2MI, menggelar Seminar Nasional Pengembangan Karir, di Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika (IKTGM) Kotamobagu.
Selain itu, Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Peningkatan Sumber Daya Manusia MOU, antara IKTGM dan BP2MI. Menariknya, Benny Ramdani juga memberikan kuis kepada Mahasiswa-Mahasiswi di Kampus tersebut.
Usai memberikan kuis, Kepala BP2MI, memberikan uang tunai sebesar 50 juta untuk Kampus itu, hingga membuat Rektor, Ne. Heriyana Amir, s.kep meneteskan air mata, karena terharu atas dukungan pria yang dikenal Brani (Benny Ramdani).
Tak berselang lama, Brani membuat nuansa di gedung itu menjadi lebih hidup. Betapa tidak, ia mendekati ratusan pelajar kemudian ber-Foto Selvi dengan mereka, hingga semua Mahasiswa-Mahasiswi tampak bahagia.
Setelah itu, ia melanjutkan agenda yang sama, tapi sudah berbeda tempat, yakni di Kelurahan Biga’, Kotamobagu Utara, tepatnya di Gereja Bukit Sion Perbinda Emas Biga. Sesampainya bersama rombongan, ratusan warga di lokasi acara tampak antusias menyambut Kepala BP2MI dan Tim, untuk mensosialisasikan tentang program Pelindungan Pekerja Migran.
Sesudah kegiatan, Brani juga memberikan bantuan 50 juta, tunai, untuk gedung Gereja Bukit Sion. Masyarakat yang hadir pun, tampak senang.
Brani yang berasal dari Desa Poyowa Besar 1, Kotamobagu Selatan, menyampaikan kedatangannya di Kotamobagu bukan sekadar Sosialisasi saja, melain pulang kampung.
“Sebagai anak Daerah Kotamobagu, saya berharap ini InSyaa Allah menjadi momentum yang sangat penting. Dan kedatangan saya ini bersama rombangon, adalah pulang kampung juga di Kotamobagu,” kata Brani saat diwawancarai.
Namun, tahukah tidak pentingnya soal Pekerja Migran Indonesia (PMI), seperti yang disampaikan olehnya. “Kalau ada yang menanyakan apa si PMI? Dulu dikenal TKI. Dulu persepsi kita kalau mendengar kata TKI, itu langsung negatif, karena seolah-olah TKI adalah orang-orang bermasalah. Seolah-olah TKI itu orang yang bekerja di sektor yang paling renda, pasti seperti itu,” kata Brani.
Akan tetapi, hal tersebut tidak benar. “Saya ingin meyakinkan, bahwa pandangan itu keliru. Karena cara berpikir masyarakat dibentuk oleh pemberitaan-pemberitaan media, TV, Koran, Online, yang begitu. Karena banya pemberitaan PMI yang diberangkatkan secara ilegal,” jelasnya.
Namun, saat ini tidak ada lagi demikian, karena BP2MI sudah lebih ketat dan dijamin melindungi 100 persen PMI yang diberangkatkan untuk bekerja di luar Negeri, dari ujung rambut sampai kaki. “Saya ingin yakinkan, mereka yang berangkat secara resmi, kurang lebih ke 100 Negara penempatan, adalah mereka yang pulang ke Indonesia membawa tabungan yang banyak. Tidak hanya mampu membuat rumah, tapi bisa membuat generasi keluarga tidak putus,” ungkapnya.
Lanjutnya, pekan ini ia akan memberangkatkan ratusan Pekerja Migran ke luar Negeri. “Besok, saya akan melepaskan 120 pekerja migran yang akan ke Korea. Setiap Minggu dua kali melakukan pelepasan yang berangkat secara resmi. Itu keren, karena kami fasilitasi, mereka dipakaikan seragam putih seperti BP2MI, dan mereka diantar ke Bandara dengan Bus mewah. Taukah tidak, berapa Depisa mereka per-tahun? 159, 7 triliun. Sumbangan ke dua setelah sektor migas kepada Negara ini,” pungkasnya. (*)