Manado, detiKawanua.com – Terkait polemik rumah singgah ODP Covid-19, Wagub Sulut Steven Kandouw mengakui kurangnya edukasi pada masyarakat. Pasalnya, keresahan tersebut timbul karena ketakutan masyarakat disekitar rumah singgah akan bahaya virus mematikan tersebut.
“Saya mengerti kalau ada masyarakat yang takut, padahal mana yang lebih bahaya rumah singgah atau Rumah Sakit Prof Kandouw yang sudah merawat Pasien? Tapi memang betul karena edukasinya belum jalan, karena ini sifatnya darurat maka kami harus segera mengambil keputusan dan menentukan lokasi. Beruntung kita punya beberapa sarana-prasarana yang dari parameter kesehatan bisa digunakan misalnya Balai Diklat, asrama haji dan beberapa tempat lain tingaal kita melengkapi dengan peralatan tambahan. Jadi de factonya tidak ada apa-apa dengan rumah singgah ini”, ungkap Wagub Kandouw saat conference Pers usai menghadiri Rapat Paripurna LKPJ Gubernur Sulut, Rabu (15/04) bertempat di Sekretariat DPRD Sulut.
Wagub menyampaikan saat ini pihak Rumah Sakit Prof Kandouw juga sudah tidak sembarang menampung orang sakit. “Pihak RS Prof Kandouw tidak akan sembarang menerima pasien, yang positif saja tanpa gejala dihimbau untuk isolasi mandiri. Tapi kalau isolasi mandiri bisa beresiko bagi keluarga dan lingkungan, jadi lebih baik ditempatkan di rumah isolasi yang ditetapkan oleh Pemerintah”, ungkap Wagub.
Sementara itu ketika disinggung masalah transparansi anggaran, Kandouw menjelaskan bahwa Pihak Pemprov benar-benar transparan dan tidak ada yang disembunyikan. “Mengenai anggaran sejak awal Pak Gubernur bersama dengan Sekprov langsung berkoordinasi dengan pihak Kejaksaan dan BPKP untuk bisa melihat dan mengawal anggaran ini supaya rinciannya jelas, walaupun perintah Presiden untuk revolusi anggaran ini harus cepat, apa yang harus di beli cepat di beli, tapi kami tetap berkonsultasi. Dan anggaran itu bisa langsung di lihat pada website kami,” ujar Wagub Sulut ini. (Enda)
Masalah Rumah Singgah ODP Covid-19, Wagub Akui Kurangnya Edukasi Pada Masyarakat
