Cerita ini bermula lima bulan silam. Saat itu Delima bertemu dengan Gareng dalam sebuah perayaan hari valintine day. Kebetulan keduanya dari segi umur sangat sebaya. Saat bertemu, rupanya Delima dan Gareng saling menaruh hati. 5 hari kemudian, tepatnya tanggal 17 Februari, keduanya pun jadian.
Hari berganti minggu berganti bulan, hubungan keduanya semakin dekat. Hingga suatu ketika, kepercayaan Delima itu dimanfaatkan Gareng untuk menyusun siasat licik.
Di suatu malam pertemuan antara keduanya, kegadisan Delima berhasil direngut Gareng, yang tinggal di Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.
Usai kejadian itu, rupa-rupanya keduanya tak mau berhenti. Kemesraan itu terus berlanjut di hari-hari yang lain. Terhitung sudah 17 kali, menurut pengakuan Delima, keduanya berhubungan badan.
Tapi kini, Delima gundah. Sudah dua bulan dirinya belum juga datang bulan. Uang sebesar Rp 15 ribu langsung digunakannya untuk membeli tes kehamilan di salah satu apotik. Setelah dites, ternyata dirinya positif hamil.
Cepat-cepat ia langsung mencari kekasihnya Akuloh untuk meminta pertanggungjawaban. “Kaka ngana lia kamari dulu ini tespek, dua garis. Kita hamil,” lapor Delima dengan nada cemas.
“Adooh, kase gugur jo nou. Blum siap ti kaka,” jawab Gareng.
Nyaris saja jantung Delima copot. Jawaban pria pujaan hatinya itu ternyata tak sesuai harapan. Bahkan, ia tega menyuruh Delima untuk mengugurkan janinnya. “Kaka uwti, kaweng kamari pa kita,” bujuk Delima lagi, sambil meneteskan air mata.
Sayang hati Gareng keras bagai batu. “Sapa suru, ngana mau. Kase gugur jo,” kata Gareng dengan bentakan.
Merasa tak ada harapan lagi dengan kekasihnya itu Delima langsung balik ke rumah.
Setelah hatinya sedikit tenang ia pun memutuskan melaporkan Gareng ke petugas kepolisian. Saat ini kasusnya dalam proses penanganan di Polresta Gorontalo. (**/dkc)