Suasana Paripurna saat Drs Djelantik Mokodompit melakukan interupsi
Kotamobagu, detikawanua.com – Pemandangan
menarik tersaji dalam pelaksanaan Sidang Paripurna Tahap II Revisi RPJMD Kota
Kotamobagu, Selasa (10/11), kemarin malam. Betapa tidak, Paripurna yang tinggal
menyisakan satu agenda, yakni, sambutan Walikota Ir Tatong Bara tersebut,
tiba-tiba dibikin tegang oleh interupsi Wakil Ketua DPRD, Drs Hi Djelantik
Mokodompit, sesaat sebelum Walikota memulai sambutan dari atas podium.
menarik tersaji dalam pelaksanaan Sidang Paripurna Tahap II Revisi RPJMD Kota
Kotamobagu, Selasa (10/11), kemarin malam. Betapa tidak, Paripurna yang tinggal
menyisakan satu agenda, yakni, sambutan Walikota Ir Tatong Bara tersebut,
tiba-tiba dibikin tegang oleh interupsi Wakil Ketua DPRD, Drs Hi Djelantik
Mokodompit, sesaat sebelum Walikota memulai sambutan dari atas podium.
Mengawali interupsinya, politisi yang
juga Mantan Walikota Kotamobagu ini, menyentil persoalan visi misi Pemkot,
dimana di dalamnya terdapat semangat “Berbudaya”, yang kemudian dikaitkan
dirinya dengan kemitraan antara Pemkot dan DPRD. “Berbudaya disini tentu ada
rasa saling menghormati. Nah, dalam kesempatan ini, perlu saya ingatkan kepada
saudara Walikota, bahwa, DPRD dan Pemkot adalah mitra sejajar, yang seharusnya
saling menghormati. Namun fenomena yang ada saat ini, bukannya saling
menghormati, kedua lembaga malah terkesan saling melecehkan,” ujar Djelantik.
juga Mantan Walikota Kotamobagu ini, menyentil persoalan visi misi Pemkot,
dimana di dalamnya terdapat semangat “Berbudaya”, yang kemudian dikaitkan
dirinya dengan kemitraan antara Pemkot dan DPRD. “Berbudaya disini tentu ada
rasa saling menghormati. Nah, dalam kesempatan ini, perlu saya ingatkan kepada
saudara Walikota, bahwa, DPRD dan Pemkot adalah mitra sejajar, yang seharusnya
saling menghormati. Namun fenomena yang ada saat ini, bukannya saling
menghormati, kedua lembaga malah terkesan saling melecehkan,” ujar Djelantik.
Dalam interupsi tersebut, Ketua DPD II
Golkar Kotamobagu ini, juga menyindir habis-habisan proses pergantian
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kotamobagu, yang dicurigainya melibatkan
sejumlah transaksi. “Tahlis Gallang sebagai Sekretaris Daerah yang baru, memang
perlu diapresiasi atas keberhasilannya di Kabupaten Bolsel. Namun saya curiga,
jangan-jangan Tahlis ini yang penawarannya paling tinggi diantara calon Sekda
lainnya,” ketus Djelantik.
Golkar Kotamobagu ini, juga menyindir habis-habisan proses pergantian
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kotamobagu, yang dicurigainya melibatkan
sejumlah transaksi. “Tahlis Gallang sebagai Sekretaris Daerah yang baru, memang
perlu diapresiasi atas keberhasilannya di Kabupaten Bolsel. Namun saya curiga,
jangan-jangan Tahlis ini yang penawarannya paling tinggi diantara calon Sekda
lainnya,” ketus Djelantik.
Politisi Senior ini juga mempertanyakan
mekanisme pergantian Sekda yang dinilai tidak sesuai Undang-undang ASN. “Dalam
Undang-undang ASN, itu disebutkan pengisian jabatan Sekda bisa dilakukan. Dan pengisian
itu hanya bisa dilakukan jika ada jabatan yang lowong. Nah, yang terjadi ini
bukan pengisian, melainkan pergantian. Dan ini yang kami pertanyakan,”
cecarnya.
mekanisme pergantian Sekda yang dinilai tidak sesuai Undang-undang ASN. “Dalam
Undang-undang ASN, itu disebutkan pengisian jabatan Sekda bisa dilakukan. Dan pengisian
itu hanya bisa dilakukan jika ada jabatan yang lowong. Nah, yang terjadi ini
bukan pengisian, melainkan pergantian. Dan ini yang kami pertanyakan,”
cecarnya.
Menariknya, interupsi
yang dilakukan Djelantik, juga diinterupsi oleh Anggota DPRD lainnya, yakni
Arman Adati. Oleh Adati, Djelantik diminta untuk memberikan kesempatan dulu
kepada Walikota, Ir Tatong Bara, sambil mendengar apa yang akan disampaikan Djelantik.
Namun demikian, interupsi Adati tidak digubris Djelantik. “Saya sedang
menggunakan hak politik saya. Mohon dihargai. Kalau ada yang juga mau melakukan
interupsi, maka selesaikan dulu apa yang akan diselesaikan,” pungkas Djelantik.
(Ilman
Ariyan)