Salah satu demonstran tampak tidak puas menerima draft APBD dan APBD Perubahan 2015 yang belum ditandatangani.
Kotamobagu,
detiKawanua.com
– Tepat di Hari Sumpah Pemuda, Rabu, 28 Oktober 2015, sekira pukul 10.00 WITA, kemarin, puluhan aktivis
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kotamobagu, melakukan aksi
demonstrasi di sejumlah titik penting di Kotamobagu.
detiKawanua.com
– Tepat di Hari Sumpah Pemuda, Rabu, 28 Oktober 2015, sekira pukul 10.00 WITA, kemarin, puluhan aktivis
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kotamobagu, melakukan aksi
demonstrasi di sejumlah titik penting di Kotamobagu.
Diawali dari
simpang empat Kampus Universitas Dumoga Kotamobagu (UDK), para demonstran yang
jumlahnya diperkirakan tak lebih dari 50 orang ini, terus bergerak menuju kantor
DPRD Kotamobagu, yang berjarak sekitar 100 meter, dan kemudian berakhir di
Kantor Walikota Kotamobagu.
simpang empat Kampus Universitas Dumoga Kotamobagu (UDK), para demonstran yang
jumlahnya diperkirakan tak lebih dari 50 orang ini, terus bergerak menuju kantor
DPRD Kotamobagu, yang berjarak sekitar 100 meter, dan kemudian berakhir di
Kantor Walikota Kotamobagu.
Tak ada
kericuhan yang terjadi dalam aksi ini, meski demikian, para demonstran sempat
membuat pening kepala dua Legislator, yang berinisiatif menyambut kedatangan
para aktivis muda tersebut. Baik Ketua DPRD Kotamobagu, Hi Ahmad Sabir, maupun
Wakil Ketua Komisi II DPRD, Ir Ishak Sugeha, dipaksa meladeni tuntutan yang
awalnya terdengar mudah untuk dipenuhi, yakni memberikan draft APBD dan APBD
Perubahan Kotamobagu Tahun 2015. Selain itu, tuntutan untuk meminta klarifikasi
soal kasus dugaan SPPD fiktif, yang mendera Legislator periode 2009-2014, juga
mencuat dalam aksi ini.
kericuhan yang terjadi dalam aksi ini, meski demikian, para demonstran sempat
membuat pening kepala dua Legislator, yang berinisiatif menyambut kedatangan
para aktivis muda tersebut. Baik Ketua DPRD Kotamobagu, Hi Ahmad Sabir, maupun
Wakil Ketua Komisi II DPRD, Ir Ishak Sugeha, dipaksa meladeni tuntutan yang
awalnya terdengar mudah untuk dipenuhi, yakni memberikan draft APBD dan APBD
Perubahan Kotamobagu Tahun 2015. Selain itu, tuntutan untuk meminta klarifikasi
soal kasus dugaan SPPD fiktif, yang mendera Legislator periode 2009-2014, juga
mencuat dalam aksi ini.
Setelah “debat
kecil” yang berlangsung sekitar 20 menit, baik soal klarifikasi dugaan SPPD
fiktif, maupun tuntutan para demonstran untuk menghadirkan draft APBD dan APBD
Perubahan, akhirnya tuntas, ternyata “pusing kepala” ke dua legislator belum
mereda sampai disitu. Pasalnya, oleh para demonstran, dua tokoh sentral di “Rumah
Rakyat” tersebut, juga dipaksa untuk mengawal para demonstran menuju Kantor
Walikota Kotamobagu – yang jaraknya tak lebih dari 50 meter – sambil berjalan
kaki, dengan alasan Draft APBD dan APBD-P Kotamobagu yang mereka terima, bukan
merupakan dokumen yang telah ditandatangani secara resmi oleh pihak
berwewenang.
kecil” yang berlangsung sekitar 20 menit, baik soal klarifikasi dugaan SPPD
fiktif, maupun tuntutan para demonstran untuk menghadirkan draft APBD dan APBD
Perubahan, akhirnya tuntas, ternyata “pusing kepala” ke dua legislator belum
mereda sampai disitu. Pasalnya, oleh para demonstran, dua tokoh sentral di “Rumah
Rakyat” tersebut, juga dipaksa untuk mengawal para demonstran menuju Kantor
Walikota Kotamobagu – yang jaraknya tak lebih dari 50 meter – sambil berjalan
kaki, dengan alasan Draft APBD dan APBD-P Kotamobagu yang mereka terima, bukan
merupakan dokumen yang telah ditandatangani secara resmi oleh pihak
berwewenang.
“Dokumen ini
belum ditandatangani, karenanya, kami meminta Bapak-bapak Wakil Rakyat, bisa
bersama-sama kami, mengawal kami untuk meminta dokumen yang sah kepada
Pemerintah Kota Kotamobagu. Kalau pada saat kampanye, Bapak-bapak Wakil Rakyat
rela berpanas-panasan, maupun berbasah-basahan di bawah guyuran hujan, maka
saat ini kami ingin melihat lagi komitmen yang pernah Bapak-bapak suarakan saat
masa-masa kampanye itu, untuk mengawal aspirasi rakyat,” ujar Afriyadi
Mokoagow, Mantan Kabid Advokasi PMII Cabang Kotamobagu, dalam orasi politiknya.
belum ditandatangani, karenanya, kami meminta Bapak-bapak Wakil Rakyat, bisa
bersama-sama kami, mengawal kami untuk meminta dokumen yang sah kepada
Pemerintah Kota Kotamobagu. Kalau pada saat kampanye, Bapak-bapak Wakil Rakyat
rela berpanas-panasan, maupun berbasah-basahan di bawah guyuran hujan, maka
saat ini kami ingin melihat lagi komitmen yang pernah Bapak-bapak suarakan saat
masa-masa kampanye itu, untuk mengawal aspirasi rakyat,” ujar Afriyadi
Mokoagow, Mantan Kabid Advokasi PMII Cabang Kotamobagu, dalam orasi politiknya.
Dengan berdalih
apa yang dituntut para demonstran bukan hal yang substansi, Wakil Ketua Komisi
II DPRD, Ir Ishak Sugeha, lantas menolak mentah-mentah permintaan para
demonstran. “Saya kira substansinya adalah buku APBD dan APBD Perubahan yang
adik-adik minta. Jadi, silakan diminta langsung ke pihak Pemkot, biar kami
bantu komunikasi jika adik-adik menemui kendala,” jawab Sugeha, yang tak lama
berselang, berbalik arah bersama Ketua DPRD, Hi Ahmad Sabir, meninggalkan massa
aksi.
apa yang dituntut para demonstran bukan hal yang substansi, Wakil Ketua Komisi
II DPRD, Ir Ishak Sugeha, lantas menolak mentah-mentah permintaan para
demonstran. “Saya kira substansinya adalah buku APBD dan APBD Perubahan yang
adik-adik minta. Jadi, silakan diminta langsung ke pihak Pemkot, biar kami
bantu komunikasi jika adik-adik menemui kendala,” jawab Sugeha, yang tak lama
berselang, berbalik arah bersama Ketua DPRD, Hi Ahmad Sabir, meninggalkan massa
aksi.
Meski kecewa,
massa aksi yang sempat meneriakkan “Innalillahi” kepada ke dua Legislator, kemudian
tetap melanjutkan aksinya ke Kantor Walikota Kotamobagu, yang lantas disambut
oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kotamobagu, Tahlis Gallang S.IP.
massa aksi yang sempat meneriakkan “Innalillahi” kepada ke dua Legislator, kemudian
tetap melanjutkan aksinya ke Kantor Walikota Kotamobagu, yang lantas disambut
oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kotamobagu, Tahlis Gallang S.IP.
Menariknya,
dalam aksi di kantor Walikota Kotamobagu, para demonstran justru tampak lebih
kalem dari sebelumnya. Dari hasil pantauan, para demonstran ini, bahkan sempat
memberikan applaus kepada Sekda Tahlis Gallang, saat menjelaskan sistem transparansi
keuangan Pemkot dalam mengelola APBD Kotamobagu, sebagai jawaban atas tuntutan
untuk menghadirkan dokumen APBD dan APBD Perubahan Tahun 2015. “Saya kira yang
substansi dari APBD adalah diperuntukkan bagi kegiatan apa saja, dan seperti
apa pengelolaannya. Nah, itu semua bisa adik-adik lihat secara online melalui
aplikasi SICACA (Aplikasi Cari Tahu Pencairan), sebagai wujud komitmen Pemkot dalam
hal transparansi keuangan. Semua kegiatan Pemkot bisa langsung dipantau melalui
aplikasi itu,” terang Sekda yang kemudian diberi aplauss oleh para demonstran. (Ilman
Ariyan)
dalam aksi di kantor Walikota Kotamobagu, para demonstran justru tampak lebih
kalem dari sebelumnya. Dari hasil pantauan, para demonstran ini, bahkan sempat
memberikan applaus kepada Sekda Tahlis Gallang, saat menjelaskan sistem transparansi
keuangan Pemkot dalam mengelola APBD Kotamobagu, sebagai jawaban atas tuntutan
untuk menghadirkan dokumen APBD dan APBD Perubahan Tahun 2015. “Saya kira yang
substansi dari APBD adalah diperuntukkan bagi kegiatan apa saja, dan seperti
apa pengelolaannya. Nah, itu semua bisa adik-adik lihat secara online melalui
aplikasi SICACA (Aplikasi Cari Tahu Pencairan), sebagai wujud komitmen Pemkot dalam
hal transparansi keuangan. Semua kegiatan Pemkot bisa langsung dipantau melalui
aplikasi itu,” terang Sekda yang kemudian diberi aplauss oleh para demonstran. (Ilman
Ariyan)