Sulut, detiKawanua.com – Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Utara (Sulut) Drs. Steven Kandouw menghadiri sekaligus membuka kegiatan Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA) Provinsi Sulut Tahun 2024, di Auditorium Unsrat Manado. Selasa (21/5/2024).
Kegiatan yang melibatkan peserta dari Universitas se-Sulut ini dengan 20 Tangkai Lomba/Kategori, Diapresiasi oleh Wagub Kandouw.
“Saya mulai dari trilogi. Cita, Rasa dan Karsa. Cita ini berhubungan dengan kemampuan otak untuk berimajinasi, untuk membayangkan sesuatu diluar bentuk fisik. Rasa adalah kemampuan hati untuk menampung hal-hal yang menurut hati ini menyejukan, baik, bagus indah. Yang terakhir karsa. Karsa itu kemampuan untuk melakukukan sesuatu. Jadi Cita, Rasa dan karsa ini muaranyanya ke Peradaban,” terang Wagub Kandouw saat memberikan sambutan, yang didampingi Kadis Kominfo Sulut, Steven Liow.
Menurut Wagub Kandouw, penopang dari Peradaban adalah seni. “Jadi pusat peradaban dunia, termasuk di mohenjodaro di utara India, di evrat dan tigris di Irak, di sungai nil Mesir, di Yangse sunga kuning Cina, di bengawan solo Jawa tengah adalah tempat mengukur secara empiris peradaban. Dan ternyata untuk mengukur Peradaban dunia, 75 persen adalah seninnya,” terang Kandouw.
Jadi dengan kata lain. Lanjut Wagub Kandouw, seni itu mencermikan kebudayaan masyarakat setempat.
“Semakin tinggi seninya, semakin dasyat budayanya. Jadi orang yang apresiasi seninya rendah, otang itu budayanya rendah,” tegasnya.
Akan tetapi, menurut Wagub Kandouw, seni juga dapat dipelintir menjadi hal yang berbahaya.
“Saya ingat betul, Nazi Jerman itu merebut Pemerintahan di Jerman tahun 1933. Nazi merebut Jerman dengan merubah senin dan budaya masyarakat Jerman. Nazi bikin drama-drama, cerita-cerita pendek, dia bikin lukisan-lukisan yang semua tanpa sadar adalah propaganda. Dan ternya dengan cara itu merubah mindset Jerman. Dan ini ternya di Indonesia di ikuti oleh Partai Komunis Indonesia,” beber Wagub Kandouw.
Diakhir sambutanya Wagub Kandouw mengajak para Mahasiswa maupun Akademis untuk kedepanya sama-sama menjadikan Sulut sebagai salah satu Pusat Kebudayaan Nasional, dengan kekayaan sesi dan Budaya di Sulut.
“Ini harus kita galakan terus, saya semakin senang jika di libatkan. Entah itu mau baca puisi mauoun yang lain,” pungkasnya.
Sebelunya, Ketua Panitia Pelaksana Peksimida Sulut Tahun 2024, Prof. Dr. Ivan Kaunang dalam laporanya, menuturkan, Tema yang diangkat kali ini pada Peksimida yang digelar setia 2 tahun sekali ini adalah “Merdeka Berprestasi, Talenta Seni Berprestasi”.
“Peksimida hadir untuk mengukur sejauh mana tingkat peradaban di Sulut,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Soleman, Ketua Badan Pembina Seni dan Budaya Sulut kesempatan itu memberikan apresiasi dan terimakasi atas dukungan Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wagub Sulut Steven Kandouw (ODSK) yang telah menjadikan Sulut sebagai salah satu daerah yang maju, baik dibidang seni, pendidikan maupun ekonomi dan lainya.
“Peksimida merupakan agenda yang digulirkan oleh Pusat Kebudayaan Nasional Kemendikbut setiap 2 Tahun sekali. Peserta yang ikut dalam Peksimida Sulut ini adalah mahasiwa dari berbagai Universitas se-Sulut, yang ikut seleksi di tingkat universitas masing-masing di 20 Tangkai Lomba/Kategori,” jelasnya.