Konsumsi Rica Masyarakat Bolmong Tinggi, Berdampak Terhadap Inflasi
Tampak Tanaman Cabai (Ist)
Bolmong,
detiKawanua.com
- Konsumsi Cabai (Rica) Selasa, (29/11), bagi masyarakat Kabupaten Bolaang
Mongondow (Bolmong) cukup tinggi. Hal ini menyebabkan sering terjadinya inflasi
(Harga umum) di Bolmong.
Kepala
Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Bolmong, Taufik
Mokoginta, berdasarkan survei tim pertanian, rica sering mempengaruhi inflasi.
"Hal ini disebabkan konsumsi masyarakat kita terhadap rica cukup tinggi.
Misalnya di Kecamatan Lolak dalam satu hari mencapai 30 kg konsumsi rica
mereka," ungkapnya.
Ditambahkan,
selain konsumsi yang cukup tinggi, kondisi harga rica yang tidak stabil juga
mempengaruhi inflasi. "Hari ini naik, besok turun lagi harganya. Selain
itu, harganya ditentukan oleh pedagang yang sering memainkan harga,"
tambahnya.
Menurutnya,
saat ini Bolmong sering melakukan impor rica di wilayah provinsi Gorontalo.
"Selain Gorontalo, rica di Bolmong juga diimpor dari Makassar, hal ini
sering mempengaruhi harga yang sering dinaikkan oleh pedagang. Sehingga dalam
mengantisipasi hal tersebut, pihaknya melakukan gerakan Bolmong menanam atas
usul Bupati, menyalurkan bibit rica dan ditanam dilahan masyarakat untuk
mengantisipasi inflasi," urai Mokoginta.
Sementara
itu, salah satu masyarakat di Lolak Welly Rahman menambahkan, harga rica sering
tidak stabil. "Biasanya saya membeli di pasar lolak, harganya hanya Rp15
ribu per kg, tapi saat ini naik mencapai Rp25 ribu," pungkasnya. (*/Tri
Saleh)
Berikut Data Konsumsi
Rica masyarakat Bolmong per Hari:
Kecamatan
Lolak 30 kg per hari
Kecamatan Dumoga Bersatu 100 kg per hari
Kecamatan Poigar 15 kg per hari
Kecamatan Bolaang 10 kg per hari
Kecamatan Passi dan Lolayan 150 kg per hari
Sumber
: Dinas Pertanian